"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 15 Februari 2014

Mubaligh Ulung dari Ghifar

TIME TUNNEL. Tatkala selepas dluha aku membantu saudara Muslim Madinah pekerja usaha dagang Abdurrahman bin ‘Auf mempersiapkan barang-barang dagangannya di pasar Madinah. Tiba-tiba penduduk Madinah gempar dengan adanya berita serangan tiba-tiba dari tentara Musyrik dari luar kota dan itu ditandai pula dengan kepulan debu yang beterbangan diangkasa. Tetapi tatkala terdengar sayup gemuruh suara takbir menggema di udara, perasaan kacau penduduk Madinah pun sirna.
Rombongan besar itu semakin mendekat dengan barisan panjang yang terdiri dari para pengendara dan pejalan kaki, baik lelaki, perempuan, orang tua, remaja dan anak-anak. Ketika rombongan telah memasuki kota, langkah mereka segera diarahkan sang pimpinan menuju arah masjid Rasulullah dan kediamannya. Alangkah ta’jub dan kagum Rasulullah  ﷺ dengan sang pimpinan rombongan, dialah lelaki dari Ghifar yang dulu datang seorang diri menemui Rasulullah di Mekah, yang kini kembali menemui Rasulullah dengan seluruh kabilahnya yang telah diberi hidayah Allah lewat tangan Jundub bin Janadah yang lebih dikenal dengan Abu Dzar Al-Ghifari. Tidak hanya itu, ikut pula bersama rombongan mereka suku Aslam, raksasa garong dan komplotan syetan yang telah beralih rupa menjadi raksasa kebajikan pendukung kebenaran.
Setelah seluruh rombongan berkumpul dan duduk tenang, ku lihat dari jauh Rasulullah berdiri dihadapan mereka seraya melepaskan pandangannya yang diliputi keharuan dan rasa cinta kasih, sambil menoleh kepada kabilah Ghifar beliau bersabda : “Suku Ghifar telah di ghafar –diampuni– oleh Allah”. Lalu sambil menghadap kepada kabilah Aslam, sabdanya pula : “Suku Aslam telah disalam –diterima dengan damai– oleh Allah”. Kemudian sambil menatap Abu Dzar Al-Ghifari, Rasulullah  ﷺ bersabda : “Takkan pernah lagi dijumpai di bawah langit ini, orang yang lebih besar ucapannya dari Abu Dzar ….!”
Sungguh, kulihat Rasulullah  ﷺ bagaikan melihat hari depan Abu Dzar Al-Ghifari dan menyimpulkan kesemuanya dalam satu kalimat tersebut diatas.
Subhanallah semoga Allah merahmati Abu Dzar Al-Ghifari r.a.
-----------
Inspirasi : Rijal Haolar Rasul (Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit : CV. Penerbit Diponegoro Cetakan keduapuluh 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar