Kita harus taubat, ialah agar supaya beroleh taufiq untuk ta’at sebab, banyak dosa itu menyebabkan segan ta’at dan malas ‘ibadah. Dan juga taubat itu ialah agar supaya Allah terima baik ‘ibadah sinnah yang kita kerjakan. Sebab taubat itu wajib, harus ditunaikan lebih dahulu sebelum melakukan yang sunnah. Taubat itu pekerjaan hati, membersihkan hati dari pada dosa, niat tak akan kembali melakukan dosa, ialah karena menjunjung tinggi perintah Tuhan, takut dibenci dan dimurkai-Nya. jika meninggalkan dosa karena malu dari orang lain atau sebab takut penjara, tetapi perbuatan ini tak dapat dinamakan taubat kepada Allah. Seorang pencuri, pezina setelah tua dan lemah ia ingin taubat, tetapi apa arti taubatnya itu sesudah hilang tenaganya untuk merampok atau berzina? Bagaimana jalannya supaya dapat taubat, sedang pintu taubat belum tertutup???.
Ia harus meninggalkan dosa-dosa yang masih dapat dilakukan olehnya dan masih sederajat dengan dosanya (mencuri, merampok dan sebagainya itu), ialah seperti; dusta, mengumpat, memfitnah dan sebagainya. Dosa itu kiranya ada tiga macam atau tiga sederajat yakni :
Ia harus meninggalkan dosa-dosa yang masih dapat dilakukan olehnya dan masih sederajat dengan dosanya (mencuri, merampok dan sebagainya itu), ialah seperti; dusta, mengumpat, memfitnah dan sebagainya. Dosa itu kiranya ada tiga macam atau tiga sederajat yakni :
- Dosa Kufur
- Dosa Bid’ah
- Dosa-dosa lainnya
Juga ada tiga hal yang mendorong kepada taubat;
- Ingat akan kejahatan dosa.
- Ingat akan kerasnya siksa Illahi dan sakitnya dibenci dan dimurkai-Nya.
- Ingat akan kelemahan dan kedunguan diri sendiri.
Orang tidak tahan panasnya matahari, tidak kuat tahan tamparan polisi, tidak tahan digigit semut, masakan tahan api jahanam, pukulan malaikat Zabaniah. Oh Tuhanku, lindungilah ……..
Marilah kita ingat hal ini siang malam, mudah-mudahan Allah memberikan taufiq akan taubat kita, amin.
Janganlah kita punya fikiran; buat apa taubat, sebentar lagi akan kembali berbuat dosa, tak kuat menahan nafsu.
Ini adalah keliru dan salah besar, tipuan setan belaka, sebab darimanakah kita tahu dan dapat menentukan bahwa akan kembali berdosa? Siapa tahu, barangkali ajal kita datang sebelum kembali berdosa? Kita tak boleh takut akan kembali berdosa!!!
Marilah kita kuatkan hati tidak akan kembali berbuat dosa. Maju untuk kedepan itu bagaimana kehendak Tuhan. Jika taqdir dapat terus lurus, memang itulah yang dimaksud, kalaupun tidak demikian, inipun masih juga untung sebab dosa yang dahulu sudah berampun, yang baru ditaubati.
Taubat itu tidak akan sia-sia. Kita jangan segan taubat karena takut kembali berbuat dosa !
Kiranya membersihkan diri daripada berbuat dosa itu begini jalannya; Dosa ada tiga macam yakni;
- Dosa meninggalkan kewajiban, seperti : sholat, puasa wajib, zakat dan sebagainya. Ini harus kita bayar.
- Dosa terhadap Tuhan, seperti minum-minuman keras, makan riba dan sebagainya. Disini harus kita menyesal dan keras niat tidak akan kembali melakukannya.
- Dosa terhadap sesame hamba Allah. Ini agak sulit dan ada beberapa bagian. Pertama; dalam urusan harta benda. Kedua; dalam perkara jiwa. Ketiga; dalam perkara nama baik. Dan keempat; dalam hal kehormatan.
Urusan harta benda; menghasap atau merampas harta orang lain, maka taubatnya harus disertai dengan mengembalikannya kepada si pemilik, kecuali kalau si pemilik itu menghalalkan bagi siperampas. Kalau tidak mungkin mengembalikan umpamanya si pemilik sudah mati, haruslah siperampas itu memberikan kepada fakir miskin dan sebagainya. Sedekah atau derma yang pahalanya untuk si pemilik yang sudah mati tersebut. Kalau tidak dapat sedekah atau derma hendaklah ia memperbanyak ‘amal kebaikan dan memohon supaya si pemilik itu oleh Allah rela terhadapnya kelak kemudian.
Perkara jiwa; memukul, menembak atau membacok orang lain, maka taubatnya itu harus disertai menyerahkan diri untuk pembalasan, kecuali kalau yang dianiaya itu suka mema’afkan. Pembunuh harus menyerahkan dirinya untuk dibunuh, mati sebagai pembalasan. Jika keluarga yang berhak tidak suka memberi ampun. Jika tidak mungkin demikian maka si pembunuh harus kembali kepada Allah, mohon supaya siterbunuh ditakdirkan rela, kelak pada hari yaumul qiyamah.
Urusan nama baik; jika kita mengumpat atau memaki seseorang haruslah kita menarik kembali semua perkataan kita itu dimuka orang-orang yang mendengar umpat atau makian itu dan minta ma’af kepada orang yang bersangkutan. Kalau tidak mungkin berbuat demikian karena kuatir bertambah marahnya atau tambah mempersulit soalnya, baiklah kita kembali kepada Allah mohon kerelaan orang itu dan mohon supaya ia mengampuni segala dosa siteraniaya, jika sekiranya kita berdosa.
Urusan kehormatan; menganggu, ma’afkanlah, kehormatan istri atau gadis anak seseorang adalah urusan yang sulit sekali, jalan untuk minta ma’af. Segeralah taubat dengan sesungguh-sungguhnya, kembali kepada Tuhan.
Urusan Agama; kalau kira menuduh kufur atau bid’ah ataupun sesat kepada seseorang, padahal sebetulnya tidak demikian, maka ini adalah satu dosa yang paling sulit. Pertama; harus menarik perkataan kita dengan cara yang bisa sampai kepada orang yang telah mendengar atau membaca tuduhan kita itu. kedua minta ma’af kepada orang yang bersangkutan ataukalau tidak mungkin, kembali pula kepada Allah Ta’ala seperti tersebut yang lalu.
Pendeknya segala apa yang membikin hati si teraniaya itu rela dan senang, ini sedapat mungkin harus kita kerjakan. Kalau tidak dapat karena bertambah sulit soalnya, kembali sajalah kepada Allah Ta’ala dan memperbanyak sedekah dan segala ‘amal kebajikan. Mudah-mudahan kalau kelihatan oleh-Nya keikhlasan kita, dijadikannya di teraniaya itu suka memberi ma’af kelak dihari kemudian.
Setelah berbuat demikian dan sesuadah membersihkan hati dan mengeraskan niat tidak akan kembali berbuat dosa itu dengan seikhlas-ikhlasnya, maka berarti kita sudah keluar daripada dosa, sudah suci hati kita, insya Allah kita semuanya diberi-Nya taufiq dan hidayah. Amin.
Dosa itu janganlah dibiarkan saja, harus segera ditaubati, sebab mula-mula ia menyebabkan keras hati, akhirnya………
Ya Allah lindungilah hamba …….
Ajal tak dapat ditentukan. Bagaimana besar sesalan kita jika mati sebelum bertaubat. Karena itu janganlah kita tangguhkan lagi, hari ini, jam ini, menit ini pula mari kita bertaubat !!!
Kembali berdosa, kembali bertaubat asal dengan keikhlasan hati. Sebelum nyawa kita sampai pada kerongkongan maka pintu taubat masih terbuka lebar.
Pendeknya marilah kita membersihkan hati kita daripada segala dosa, ialah dengan memperkuat niat tidak akan kembali berbuat dosa. Setelah itu marilah kita kerjakan perintah Allah dan marilah kita tinggalkan jauh-jauh segala larangan-Nya.
Disamping mengerjakan sholat yang wajib kerjakan yang sunnah. Biasakanlah kita mengerjakan yang diridloi Allah.
Marilah kita mohon ampun seperti cara yang sudah kita pelajari bersama seperti yang tersebut dimuka. #570
Perkara jiwa; memukul, menembak atau membacok orang lain, maka taubatnya itu harus disertai menyerahkan diri untuk pembalasan, kecuali kalau yang dianiaya itu suka mema’afkan. Pembunuh harus menyerahkan dirinya untuk dibunuh, mati sebagai pembalasan. Jika keluarga yang berhak tidak suka memberi ampun. Jika tidak mungkin demikian maka si pembunuh harus kembali kepada Allah, mohon supaya siterbunuh ditakdirkan rela, kelak pada hari yaumul qiyamah.
Urusan nama baik; jika kita mengumpat atau memaki seseorang haruslah kita menarik kembali semua perkataan kita itu dimuka orang-orang yang mendengar umpat atau makian itu dan minta ma’af kepada orang yang bersangkutan. Kalau tidak mungkin berbuat demikian karena kuatir bertambah marahnya atau tambah mempersulit soalnya, baiklah kita kembali kepada Allah mohon kerelaan orang itu dan mohon supaya ia mengampuni segala dosa siteraniaya, jika sekiranya kita berdosa.
Urusan kehormatan; menganggu, ma’afkanlah, kehormatan istri atau gadis anak seseorang adalah urusan yang sulit sekali, jalan untuk minta ma’af. Segeralah taubat dengan sesungguh-sungguhnya, kembali kepada Tuhan.
Urusan Agama; kalau kira menuduh kufur atau bid’ah ataupun sesat kepada seseorang, padahal sebetulnya tidak demikian, maka ini adalah satu dosa yang paling sulit. Pertama; harus menarik perkataan kita dengan cara yang bisa sampai kepada orang yang telah mendengar atau membaca tuduhan kita itu. kedua minta ma’af kepada orang yang bersangkutan ataukalau tidak mungkin, kembali pula kepada Allah Ta’ala seperti tersebut yang lalu.
Pendeknya segala apa yang membikin hati si teraniaya itu rela dan senang, ini sedapat mungkin harus kita kerjakan. Kalau tidak dapat karena bertambah sulit soalnya, kembali sajalah kepada Allah Ta’ala dan memperbanyak sedekah dan segala ‘amal kebajikan. Mudah-mudahan kalau kelihatan oleh-Nya keikhlasan kita, dijadikannya di teraniaya itu suka memberi ma’af kelak dihari kemudian.
Setelah berbuat demikian dan sesuadah membersihkan hati dan mengeraskan niat tidak akan kembali berbuat dosa itu dengan seikhlas-ikhlasnya, maka berarti kita sudah keluar daripada dosa, sudah suci hati kita, insya Allah kita semuanya diberi-Nya taufiq dan hidayah. Amin.
Dosa itu janganlah dibiarkan saja, harus segera ditaubati, sebab mula-mula ia menyebabkan keras hati, akhirnya………
Ya Allah lindungilah hamba …….
Ajal tak dapat ditentukan. Bagaimana besar sesalan kita jika mati sebelum bertaubat. Karena itu janganlah kita tangguhkan lagi, hari ini, jam ini, menit ini pula mari kita bertaubat !!!
Kembali berdosa, kembali bertaubat asal dengan keikhlasan hati. Sebelum nyawa kita sampai pada kerongkongan maka pintu taubat masih terbuka lebar.
Pendeknya marilah kita membersihkan hati kita daripada segala dosa, ialah dengan memperkuat niat tidak akan kembali berbuat dosa. Setelah itu marilah kita kerjakan perintah Allah dan marilah kita tinggalkan jauh-jauh segala larangan-Nya.
Disamping mengerjakan sholat yang wajib kerjakan yang sunnah. Biasakanlah kita mengerjakan yang diridloi Allah.
Marilah kita mohon ampun seperti cara yang sudah kita pelajari bersama seperti yang tersebut dimuka. #570
Tidak ada komentar:
Posting Komentar