"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 24 Mei 2013

AL-KHAALIQU

AL-KHAALIQU (الْخَالِقُ) artinya, Maha Pencipta, Maha Kuasa mengadakan seluruh makhluq yang bermacam ragam, dan menaqdirkan segala sesuatunya.
Segala yang diciptakan-Nya itu bernama “Makhluq” atau Alam ini takkan terjadi dengan sendirinya, apabila tak ada yang menciptakannya. Penciptanya itu bernama “KHALIQ” atau “ALLAH”. Manusia sudah mempercayai adanya “Allah”, tapi caranya mereka berbakti dan beribadat kepada Allah banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan kekeliruan-kekeliruan, diantaranya mereka menyembah Allah memakai perantara. Perbuatan seperti itulah yang dinamakan syirik (mempersekutukan Allah) dan ini adalah termasuk dosa besar yang tidak bisa diampuni. Oleh karena itu, anda sekali-kali jangan mempersekutukan Allah dengan memakai perantaraan, seperti meminta bahagia, selamat, kaya dan sebagainya itu kepada kuburan, keris, dewa-dewa, ke gunung-gunung dan sebagainya.
Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 3 yang artinya :
“Ketahuilah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang tulus (suci dari syirik). Berkata orang-orang yang mengambil Tuhan selain daripada-Nya : “Kami tidak menyembah mereka (berhala-berhala) melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya” Sesungguhnya Allah bakal menghukumi antara mereka tentang apa-apa yang mereka perselisihkannya. Sesungguhnya Allah tiada menunjuki orang yang pendusta lagi kafir”.

Dengan ayat الله سبحانه وتعالى yang tersebut ini mengertilah kita bahwa orang-orang kafir menyembah berhala dan sebagainya itu, adalah untuk badan perantara yang akan mendekatkan dirinya kepada Allah.
Begitulah pendapat mereka, dan amal mereka yang seperti itu adalah sangat tersesat. Menurut akal yang sehat takkan mungkin berhala yang tak pandai berbicara, mendengar dan sebagainya itu, akan dapat menjadi perantara kepada Allah. Sungguh sesat sekali perbuatan mereka itu.
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 21-22.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 16-17.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar