"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 10 Agustus 2014

Wajib dulu, Baru Sunnahnya

"Siapa puasa Ramadhan, lalu dia ikuti dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, seakan-akan dia berpuasa setahun penuh". (HR. Muslim). Hukum puasa 6 hari di bulan Syawal adalah sunnah. Semua ulama bersepakat tentangnya dan tiada perbedaan, ada pendapat bahwa qadha Ramadhan (bayar hutang puasa Ramadhan), sedianya didahulukan sebelum puasa sunnah Syawal. Karena lafadz "siapa puasa Ramadhan, lalu dia ikuti.." , mengarahkan kita untuk sempurnakan dulu puasa Ramadhan kita, juga kita ketahui hutang puasa yang wajib membuat puasa Ramadhan tidak lengkap. Karena itu sempurnakan dulu, baru puasa Syawal, juga hadits "karena hutang kepada Allah lebih berhak dilunasi" (HR. Bukhari). Sebagai penguat untuk dahulukan ganti puasa Ramadhan, juga perkara "ma'lumun minaddini bi adh-dharurah" (perkara yang diketahui umum dalam agama), bahwa yang wajib didahulukan dari sunnah. Dan seandainya seseorang meninggal sebelum tunai kewajiban ganti puasa (qadha), maka itu jadi hutang yang harus dilunasi ahli-waris.
"Siapa meninggal sedangkan ia (masih) dalam kewajiban berpuasa, maka walinya (kerabatnya) berpuasa untuknya" (HR. Bukhari dan Muslim). Semua dalil diatas memberikan keterangan yang tunggal, bahwa lebih didahulukan ganti puasa, dari shaum Syawal yang sunnah. Pertanyaanya : "bulan Syawal kan terbatas, boleh gabung 2 niat? niat shaum Syawal dan shaum pengganti Ramadhan sekaligus?". "Tidak boleh melakukan puasa sunnah dengan dua niat sekaligus yaitu dengan niat ganti puasa dan niat puasa sunnah", itu adalah pendapat Lajnah Ad Da-imah Lil Buhuts wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) yang bisa dijadikan rujukan. Sebagaimana niat shalat shubuh 2 rakaat, tak bisa digabungkan dengan niat shalat sunnah qabliyah shubuh yang juga 2 rakaat. Adapun menggabung niat puasa sunnah dan puasa sunnah lain | misal puasa Syawal digabung puasa senin-kamis dan pertengahan bulan, sah.
"Bagaimana Muslimah yang haid saat Ramadhan bisa dapat pahala puasa Syawal?" Ya selesaikan dulu puasa gantinya, baru puasa Syawal, puasa ganti Ramadhan kan boleh tiap hari, Muslimah bolong puasa Ramadhan paling 5-7 hari (normal), bulan Syawal ada 29-30 hari
"Saya ibu hamil tahun kemarin, tahun ini menyusui, hutang puasa 2 bulan, mustahil dapat pahala Syawal dong?" Bagi yang begitu, puasalah dengan niat ganti puasa Ramadhan, insyaAllah pahala puasa Syawalnya juga dapet, Allah Mahaluas Rahmat-Nya. Artinya bukan digabung niatnya, tapi niat tunaikan hutang wajib (puasa ganti), dan berharap moga-moga Allah beri pahala sunnahnya
Pertanyaan lagi "jika tetep mau dahulukan puasa sunnah Syawal 6 hari bagaimana?" Boleh aja, nggak dosa, hanya saja tidak utama, karena yang utama itu berhati-hati, umur tiada yang tahu, selesaikan hutang wajib lebih didahulukan dari amal yang sunnah.
"Lalu bagaimana tatacara puasa ganti dan puasa Syawal?" Boleh dimulai sehari setelah Ied Fitri, 2 Syawal hari ini sudah bisa dimulai, adapun puasa ganti Ramadhan, bagusnya dilakukan segera, tiap hari secara berturut-turut agar segera tunai hutang yang wajib. Adapun puasa sunnah 6 hari Syawal, Imam Syafi'i dan Ibnu Mubarak menganjurkan dilakukan setiap hari secara berurutan, sedang Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Waki berpendapat : boleh saja puasa 6 hari Syawal berurutan, boleh juga terpisah-pisah. Logikanya, bila shaum sunnah Syawal semangat, harus lebih semangat lagi bayar hutang yang wajib dong. Wajib dulu, baru sunnah.
Kesimpulannya, boleh jika mau dahulukan puasa sunnah Syawal 6 hari, namun lebih utama sempurnakan dulu ganti puasa Ramadhan. Jangan pula menganggap setiap bolong puasa Ramadhan bisa diganti dengan fidyah, nggak semua bolong puasa bisa diganti dengan fidyah. (Ustadz Felix Siauw).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar