Bertakbir empat kali. Takbir pertama membaca Fatihah. Takbir kedua membaca salawat kepada Nabi s.a.w. Takbir ketiga mendoakan mayyit. Takbir keempat berdo’a kemudian salam.
Abu Abdur-rahman (Auf) bin Malik r.a. berkata : Ketika Rasulullah s.a.w. menyolatkan jenazah, maka saya hafal dari do’anya. Ia membaca : ALLAHUMMAGH FIR LAHU WARHAMHU WA’AFIHI WA’FU ANHU WA AKRIM NUZULAHU WAWASSI’ MADKHOLAHU WAGHSILHU BILMA’I WATSTSALJI WALBAROD WANAQQIHI MINAL KHOTHO YA KAMA NAQQOITA TSTSAUBAL ABJADLA MINADDANASI, WA ABDILHU DARAN KHOIRON MIN DARIHI WA AHLAN KHOIRON MIN AHLIHI WAZAUJAN KHOIRON MIN ZAUJIHI WA ADKHILHULJANNATA WAA’IDZHUMIN ADZABIL QOBRI WAMIN ADZABINNAR. (Ya Allah ampunkan dia, dan rahmatilah ia, dan selamatkanlah ia, dan ma’afkan ia, dan mulyakan kedatangannya dan lapangkan tempatnya, dan basuhlah ia dengan air, es dan air embun, dan bersihkan ia dari dosa-dosa bagaikan bersihnya baju putih dari kotoran, dan gantikan baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya dan keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan suami (isteri) yang lebih baik dari suami (isteri)nya, dan masukkan ia ke dalam sorga dan hindarkan ia dari siksa kubur, dan dari siksa neraka). Maka berkata Auf : Hingga saya ingin, kalau sekiranya saya sendiri yang menjadi mayyit itu. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 83-84.
Abu Abdur-rahman (Auf) bin Malik r.a. berkata : Ketika Rasulullah s.a.w. menyolatkan jenazah, maka saya hafal dari do’anya. Ia membaca : ALLAHUMMAGH FIR LAHU WARHAMHU WA’AFIHI WA’FU ANHU WA AKRIM NUZULAHU WAWASSI’ MADKHOLAHU WAGHSILHU BILMA’I WATSTSALJI WALBAROD WANAQQIHI MINAL KHOTHO YA KAMA NAQQOITA TSTSAUBAL ABJADLA MINADDANASI, WA ABDILHU DARAN KHOIRON MIN DARIHI WA AHLAN KHOIRON MIN AHLIHI WAZAUJAN KHOIRON MIN ZAUJIHI WA ADKHILHULJANNATA WAA’IDZHUMIN ADZABIL QOBRI WAMIN ADZABINNAR. (Ya Allah ampunkan dia, dan rahmatilah ia, dan selamatkanlah ia, dan ma’afkan ia, dan mulyakan kedatangannya dan lapangkan tempatnya, dan basuhlah ia dengan air, es dan air embun, dan bersihkan ia dari dosa-dosa bagaikan bersihnya baju putih dari kotoran, dan gantikan baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya dan keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan suami (isteri) yang lebih baik dari suami (isteri)nya, dan masukkan ia ke dalam sorga dan hindarkan ia dari siksa kubur, dan dari siksa neraka). Maka berkata Auf : Hingga saya ingin, kalau sekiranya saya sendiri yang menjadi mayyit itu. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 83-84.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar