Ibn Umar r.a. berkata : Rasulullah ﷺ bersama Abdur-rahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdullah bin Mas’ud pergi menjenguk pada Sa’ad bin Ubadah, maka Rasulullah ﷺ menangis, dan ketika para hadirin melihat tangis Rasulullah merekapun menangis, maka Rasulullah ﷺ bersabda : Tidakkah kamu suka mendengar bahwa Allah tidak akan menyiksa karena air mata atau kesedihan hati, tetapi Allah menyiksa karena ini, (sambil menunjuk lidah) atau merahmati. (HR. Buchary dan Muslim).
Kesedihan dalam hati, atau tetesan air mata, tiada larangan, tetapi ketentuan siksa Allah terhadap mayyit atau rahmat Allah hanya oleh suara lidah terhadap mayyit itu, dan itu yang disebut NIYAHAH yaitu menyebut umpama : Wahai pelindungku aku akan berlindung kepada siapa lagi sesudah kau tinggalkan, dan sebagai itu.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 76.
Kesedihan dalam hati, atau tetesan air mata, tiada larangan, tetapi ketentuan siksa Allah terhadap mayyit atau rahmat Allah hanya oleh suara lidah terhadap mayyit itu, dan itu yang disebut NIYAHAH yaitu menyebut umpama : Wahai pelindungku aku akan berlindung kepada siapa lagi sesudah kau tinggalkan, dan sebagai itu.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 76.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar