"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 19 Juli 2014

Batik Mangrove di Semarang

Suasana Pelatihan di Workshop Zie Batik
Batik sebagai warisan budaya bangsa nampaknya terus mendapat tempat dihati masyarakat. Kota Semarang memiliki banyak ikon batik diantaranya motif burung blekok, asem arang, tugumuda, lawang sewu dan lain-lain. Motif-motif tersebut banyak dikembangkan oleh pembatik Semarangan.
Penggunaan warna sintetis terkadang untuk beberapa orang menimbulkan iritasi, dan alasan ini pula banyak pengrajin batik di Semarang mengembangkan pewarnaan alami. Salah satu pengrajin batik yang menggunakan pewarna alami adalah sepasang suami istri Marheno dan Zazilah, pemilik Zie Batik yang memiliki workshop di Kampung Malon 15 RT 02 RW 05 Kelurahan Gunungpati - Kecamatan Gunungpati Semarang. Mereka mencoba mengembangkan pewarna alami dari buah mangrove kering yang gagal menjadi tunas. Sedangkan untuk menghindari kesan warna yang monoton, mereka memadu-padankan dengan pewarna lain seperti daun mangga, kulit jengkol, jolawe, buah jenitri, jambal tegeran, indigo dan lain-lain.
Zie Batik menerima pesanan batik tulis dan cap, seragam serta cindera mata atau souvenir. Jika ada yang berkenan mendapatkan pelatihan membatik pun bisa membantu baik batik tulis, batik cap atau pelatihan pewarnaan alam.

Akses menuju Workshop Zie Batik
Jika kita dari alun-alun Ungaran ambil arah menuju terminal Sisemut Ungaran, lalu ambil arah ke pasar tradisional Gunungpati. Setelah melewati SMAN 12 Semarang di sisi kanan jalan, temukan pertigaan yang kenanan menuju Goa Kreo dan yang lurus menuju pasar tradisional Gunungpati maju sedikit setelah melewati Warung Bakso Balungan dan Mie Ayam Ceker "Sopo Nyono" dikiri jalan, temukan pertigaan, kalau ambil lurus ke arah Polaman atau Cangkiran sedangkan kalau ambil arah kekiri menuju obyek wisata Curug Lawe-Benowo desa Kalisidi Ungaran, tandanya mudah dipertigaan itu ada makam SIWOGO dan papan nama arah Yayasan Yatim dan Pondok Pesantren AT-TOHARIYYAH. Ambil arah kekiri, ikuti jalan kurang lebih satu kilometer, jika jalan sudah mendaki perhatikan sisi kanan jalan pada tanjankan itu akan terlihat workshop batik yang mirip dengan garasi, berarti kita sudah sampai. Dan koleksi batik bisa dinikmati di rumah atasnya workshop (lokasinya berkontur khas tanah pegunungan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar