Workshop Batik Tiga Putra |
Batik Jumputan menurut Dethie adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di
ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan
malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan
tali. Secara umum ada dua teknik membuat batik jumputan;
Pertama, teknik
ikat. Adalah bagian yang
ikat, kencang itu pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga
setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya,
Kedua, teknik jahitan. Adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan menggunakan
tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang, lalu benang
ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup
benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain, benang yang
dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik /
sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan
ini berupa titik-titik yang agak menyambung membentuk gambar.
Adapun persiapan dan tahapan dalam mempraktekkan pembuatan Batik dengan teknik jumputan (ikat celup) adalah sebagai berikut:
Mukena BTP |
Bahan-bahan yang dibutuhkan : Kain berjenis Blaco, Mori prima, Primissima; Dua sendok Garam dan Cuka secukupnya; Dua liter Air untuk satu kemasan warna; Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan (Wenter ataupun Wantex).
Alat-alat yang digunakan : Karet gelang; Kelereng, Uang koin, Batu; Kompor; Bejana (Panci); Sendok kayu sebagai alat pengaduk; Ember.
Cara membuatnya : Pastikan kain dalam kondisi bersih; Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariatif; Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih; Setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang berada dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex; Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan mengaduk larutan hingga merata; Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih; Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna yang mendidih. Aduk dalam waktu 20-30 menit agar warna merata dan merekat kuat; Bila menginginkan warna lain, langkah pembersihan lalu mencelupkan hanya sebagian pada cairan pewarna pertama dan mencelupkan kain yang belum terkena warna pada cairan pewarna lainnya. Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang dikehendaki; Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih; Kemudian semua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan; Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut.
Alat-alat yang digunakan : Karet gelang; Kelereng, Uang koin, Batu; Kompor; Bejana (Panci); Sendok kayu sebagai alat pengaduk; Ember.
Cara membuatnya : Pastikan kain dalam kondisi bersih; Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariatif; Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih; Setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang berada dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex; Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan mengaduk larutan hingga merata; Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih; Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna yang mendidih. Aduk dalam waktu 20-30 menit agar warna merata dan merekat kuat; Bila menginginkan warna lain, langkah pembersihan lalu mencelupkan hanya sebagian pada cairan pewarna pertama dan mencelupkan kain yang belum terkena warna pada cairan pewarna lainnya. Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang dikehendaki; Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih; Kemudian semua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan; Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar