Kaum Muslimin pada setiap kabilah itu sekarang cepat-cepat menunaikan zakat kepada Khalifah Rasulullah setelah kemenangannya di Zul-Qassah itu. Yang mula-mula datang membayar zakat ialah Safwan dan Zabriqan, pemimpin-pemimpin Banu Tamim, Adi bin Hatim at-Ta’i atas nama kabilahnya Tayyi’. Orang menyambut kedatangan delegasi atas nama golongan masing-masing itu dengan penuh gembira. Orang sering berkata jika bertemu satu sama lain : “Ini suatu peringatan. Tetapi Abu Bakr berkata : ‘Bukan, ini kabar gembira, sebagai pelidung. bukan kelemahan.’ Orang banyak membalas kata-kata Abu Bakr itu dengan mengatakan : “Kau selalu memberikan yang terbaik.”
Abu Bakr tidak berlebihan ketika menyebut mereka pelindung dan pembawa berita gembira. Kaum Muslimin di Medinah dan sekitarnya ketika itu memang memerlukan sekali dukungan yang akan menopang mereka setelah melihat bahaya yang akan menghancurkan keberadaan mereka. Disebutkan bahwa Abdullah bin Mas’ud mengatakan :
“Setelah ditinggalkan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam keadaan kami hampir binasa kalau tidak karena karunia Allah dengan Abu Bakr kepada kami. Kami sudah sepakat tidak akan memerangi anak-anak unta betina itu. Kami akan beribadah kepada Allah hingga benar-benar yakini. Tetapi Allah telah memberi keteguhan hati kepada Abu Bakr untuk memerangi mereka. Demi Allah, yang mereka kehendaki adalah cara yang sangat keji atau jalan perang dengan kemenangan. Adapun cara yang keji, mereka mengakui bahwa barang siapa mati di antara mereka bagiannya adalah neraka, dan barang siapa di antara kami yang mati masuk surga. Kami dapat menebus korban, dapat mengambil rampasan perang dari mereka. Tetapi apa yang mereka ambil dari kami, kembali lagi kepada kami, sedang perang yang membawa kemenangan ialah dengan terusirnya mereka dari tempat tinggal mereka itu.”
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 93 - 94.
Abu Bakr tidak berlebihan ketika menyebut mereka pelindung dan pembawa berita gembira. Kaum Muslimin di Medinah dan sekitarnya ketika itu memang memerlukan sekali dukungan yang akan menopang mereka setelah melihat bahaya yang akan menghancurkan keberadaan mereka. Disebutkan bahwa Abdullah bin Mas’ud mengatakan :
“Setelah ditinggalkan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam keadaan kami hampir binasa kalau tidak karena karunia Allah dengan Abu Bakr kepada kami. Kami sudah sepakat tidak akan memerangi anak-anak unta betina itu. Kami akan beribadah kepada Allah hingga benar-benar yakini. Tetapi Allah telah memberi keteguhan hati kepada Abu Bakr untuk memerangi mereka. Demi Allah, yang mereka kehendaki adalah cara yang sangat keji atau jalan perang dengan kemenangan. Adapun cara yang keji, mereka mengakui bahwa barang siapa mati di antara mereka bagiannya adalah neraka, dan barang siapa di antara kami yang mati masuk surga. Kami dapat menebus korban, dapat mengambil rampasan perang dari mereka. Tetapi apa yang mereka ambil dari kami, kembali lagi kepada kami, sedang perang yang membawa kemenangan ialah dengan terusirnya mereka dari tempat tinggal mereka itu.”
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 93 - 94.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar