GAZA, Jum’at (PIC): Kementerian Kesehatan Palestina menggambarkan tahun 2015 sebagai tahun terberat bagi pasien-pasien di Gaza, yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri, terutama karena Mesir terus menerus menutup pelintasan perbatasan Rafah. Juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra menyatakan bahwa otoritas Mesir membuka pelintasan Rafah hanya sekitar 21 hari selama setahun. Itu pun hanya sedikit sekali pasien yang diizinkan melakukan perawatan medis di rumah-rumah sakit khusus di Mesir.
Menurut Qudra, kebijakan dan tindakan rasis Zionis terhadap pasien-pasien Gaza di sejumlah pelintasan juga berkontribusi menambah penderitaan mereka dan merampas hak mereka untuk mendapatan perawatan medis yang layak. Belum lagi terus berkurangnya perlengkapan medis di rumah-rumah sakit di Gaza, yang kian memperburuk sektor kesehatan di sana.* (PIC | Sahabat Al-Aqsha)
Menurut Qudra, kebijakan dan tindakan rasis Zionis terhadap pasien-pasien Gaza di sejumlah pelintasan juga berkontribusi menambah penderitaan mereka dan merampas hak mereka untuk mendapatan perawatan medis yang layak. Belum lagi terus berkurangnya perlengkapan medis di rumah-rumah sakit di Gaza, yang kian memperburuk sektor kesehatan di sana.* (PIC | Sahabat Al-Aqsha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar