Aqidah itu berarti sandaran, fondasi, asas, akar, fundamental. Diatasnya dibangun semua, yang menentukan berhasil atau gagal. Dalam Al-Qur'an aqidah seumpama akar pohon, yang menghujam. Apabila baik aqidahnya, maka bagus pula seseorang dalam ber-Islam.
Apabila tauhid itu sudah menghujam ke dalam jiwa, siapapun dapat merasakan kebaikan dan manfaat darinya. Akarnya yang teguh menopang cabangnya menghadap langit, begitu keimanan akan membawa amal dan lisan yang santun nan legit. Manusia manapun, yang beriman atau yang ingkar akan terpesona, karena akhlaknya pada manusia adalah akhlak ajaran Pencipta. Akar yang dalam itu tak henti menyerap nutrisi dari kedalaman, maka kaum bertauhid senantiasa mampu memberi kebermanfaatan. Siapapun yang datang padanya akan ditawari buahnya yang ranum, siapapun boleh berteduh dibawah rantingnya yang teduh lagi harum. Sesiapa yang berakarkan tauhid, tak lagi memusingkan manusia. Adapun cela dan bela, caci dan puji, semuanya bukan tujuan hidupnya. Tak habis buahnya, tak lekang naungannya, itulah pohon berakar. Selalu menebar manfaat, senantiasa santun dan baik, itu iman yang benar. Begitulah perumpamaan orang yang beriman, hidupnya senantiasa penuh ketenangan dan kebahagiaan. (Ustadz Felix Siauw)
وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنۢ بَعْدِهِمْ ۚ ذٰلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِى وَخَافَ وَعِيدِ
"Perumpamaan kalimat (tauhid) yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit". (QS. Ibrahim (14) : 24).
وَاسْتَفْتَحُوا۟ وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ
"Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya". (QS. Ibrahim (14) : 25).Apabila tauhid itu sudah menghujam ke dalam jiwa, siapapun dapat merasakan kebaikan dan manfaat darinya. Akarnya yang teguh menopang cabangnya menghadap langit, begitu keimanan akan membawa amal dan lisan yang santun nan legit. Manusia manapun, yang beriman atau yang ingkar akan terpesona, karena akhlaknya pada manusia adalah akhlak ajaran Pencipta. Akar yang dalam itu tak henti menyerap nutrisi dari kedalaman, maka kaum bertauhid senantiasa mampu memberi kebermanfaatan. Siapapun yang datang padanya akan ditawari buahnya yang ranum, siapapun boleh berteduh dibawah rantingnya yang teduh lagi harum. Sesiapa yang berakarkan tauhid, tak lagi memusingkan manusia. Adapun cela dan bela, caci dan puji, semuanya bukan tujuan hidupnya. Tak habis buahnya, tak lekang naungannya, itulah pohon berakar. Selalu menebar manfaat, senantiasa santun dan baik, itu iman yang benar. Begitulah perumpamaan orang yang beriman, hidupnya senantiasa penuh ketenangan dan kebahagiaan. (Ustadz Felix Siauw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar