Al-Futun adalah masdar dari fatana yaftinu futunan. Allah ta'ala berfirman : "... dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; ...". (QS. Thaahaa (20) : 40).
Al-Fitnah mempunyai tiga makna :
Pertama ; Cobaan dan ujian sebagaimana firman Allah ta'ala : " ... Itu hanyalah cobaan dari Engkau, ...". (QS. al-A'raaf (7) : 155).
Kedua ; Siksa, seperti jika dikatakan; "Ini merupakan siksaan yang datang dari fulan", seperti firman Allah ta'ala :
........ وَاتَّقُوا۟ فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنكُمْ خَآصَّةً ۖ
"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu, ...". (QS. al-Anfal (8) : 25).
Ketiga ; Fitnah, seperti dalam firman Allah ta'ala :
ثُمَّ لَمْ تَكُن فِتْنَتُهُمْ إِلَّآ أَن قَالُوا۟ وَاللَّـهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ
"Kemudian tiadalah fitnah (berupa kedustaan) mereka, kecuali mengatakan : "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah". (QS. al-An'am (6) : 23).
Maksud fitnah di dalam ayat ini, bahwa tidak ada akibat kemusyrikan mereka melainkan mereka mengingkari kemusyrikan tersebut. Tentang firman Allah ta'ala :
يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ
(Hari pembalasan itu ialah) Pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka.
ذُوقُوا۟ فِتْنَتَكُمْ هٰذَا الَّذِى كُنتُم بِهِۦ تَسْتَعْجِلُونَ
(Dikatakan kepada mereka : "Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dahulu kamu minta supaya disegerakan". (QS. adz-Dzaariyaat (51) : 13 - 14).
Ada yang mengatakan, makna yuftanun di dalam ayat ini adalah dibakar, seperti batang emas yang dibakar untuk melihat nilai kualitasnya.
Menurut al-Khalil, al-fatnu artinya membakar, seperti firman-Nya; "Pada hari ketika mereka dibakar diatas api neraka". (QS. adz-Dzaariyaat (51) : 13).
Wariqun fatinun artinya perak yang dibakar. Uftutinar rajulu wafutina artinya orang ditimpa musibah, sehingga hilang harta dan berubah pikirannya alias gila. Fatanathul-mar'atu artinya dia dibuat bingung oleh seorang wanita.
Tentang firman Allah ta'ala;
فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ
Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu,
مَآ أَنتُمْ عَلَيْهِ بِفٰتِنِينَ
Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيمِ
kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala. (QS. ash-Shaffaat (37) : 161 - 163).
Maksudnya, tidak ada yang menyimpang dari penyembahan terhadap Allah, melainkan sudah ada dalam pengetahuan Allah, bahwa dia akan menjadi santapan api neraka.
فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ
Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat,
بِأَييِّكُمُ الْمَفْتُونُ
Siapa diantara kamu yang gila. (QS. al-Qalam (68) : 5 - 6).
Al-Maftun dalam ayat ini adalah mashdar seperti bentuk al-ma'qul, al-maisur, al-mahluf, al-ma'sur. Sedangkan kata yubshiru berarti merasa dan melihat. Disebutkan dalam sebuah hadits ; "Orang Mukmin itu adalah saudaranya orang Mukmin lainnya. Keduanya bersikap lapang dalam penggunaan air dan pepohonan, serta keduanya saling tolong menolong menghadapi orang-orang yang hendak menimpakan cobaan". (HR. Abu Dawud, al-Baihaqy dan ath-Thabrany).
Artinya, cinta merupakan tempat timbulnya cobaan. Tidak ada cobaan yang muncul kecuali karena ada cinta.
---------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979.
Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin; Ibnu Qayyim al-Jauziyyah; Penerbit Darul Falah Jakarta Timur, cetakan kesebelas : Jumadil Tsani 1423H (2002 M), halaman 24-25.
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979.
Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin; Ibnu Qayyim al-Jauziyyah; Penerbit Darul Falah Jakarta Timur, cetakan kesebelas : Jumadil Tsani 1423H (2002 M), halaman 24-25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar