Neraka
Dalam Al-Qur’an untuk menunjuk kepada pengertian neraka, Allah firmankan pada umumnya dengan kata-kata “an-nar” yang berarti “api” dan “naru-jahannam” yang artinya “lobang berisi api”. Adapun yang dimaksud ialah suatu tempat yang berisi api menyala-nyala, untuk menyiksa manusia yang berdosa atau ingkar kepada Tuhan. Di mana letaknya neraka itu, sudah tentu pada suatu tempat di atas “bumi baru” dalam alam akhirat kelak. Kita tidak mengetahui tepatnya di mana, namun Allah yang Maha Mengetahui; dan nanti penghuni neraka itu akan mengetahui serta mengalaminya pada saatnya.
Yang akan menjadi umpan api neraka ialah pertama onang kafir, yaitu mereka yang menolak adanya Tuhan Allah. Mereka anggap bahwa Tuhan tidak ada, dan hanya merupakan khayalan manusia belaka, Dalam istilah masa kini mereka dinamakan atheist, artinya orang yang tidak bertuhan. Menurut mereka alam ini terjadi secara “kebetulan”, dan terjadi dengan sendirinya sebagai hasil daripada perputaran dan pengaruh enersi dalam alam itu sendiri; tidak ada yang menciptakan. Itulah pemikiran orang kafir yang terpelajar. Karena tidak mempercayai akan adanya Tuhan maka mereka pun tidak percaya adanya akhirat, syurga, neraka, ruh dan sebagainya. Maka sudah layak apabila hukuman mereka adalah masuk neraka dan kekal di dalamnya. Kedua ialah orang musyrik, yaitu mereka yang menganggap dan menyembah Tuhan selain Allah atau mempercayai sesuatu seolah-olah memiliki sifat atau kekuasaan seperti Allah. Mereka orang musyrik ini juga akan kekal dalam neraka. Ketiga ialah mereka orang beriman kepada Allah tetapi mengerjakan perbuatan dosa. Jika dosanya itu tidak diampuni oleh Allah maka mereka disiksa lebih dihulu dalam neraka sehingga dosanya habis terhukum; kemudian barulah dikeluarkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam syurga.
Di bawah ini sebagian firman Allah yang memaparkan bermacam-macam penghuni neraka sebagai yang diuraikan di atas :
“Bahwasanya orang-orang kafir dan orang yang berbuat aniaya, tidak mungkin Allah akan mengampuni mereka, dan tidak mungkin pula menunjukkan mereka sesuatu jalan kecuali jalan yang menuju neraka jahannam di mana mereka akan dimasukkan ke dalamnya dengan kekal selama-lamanya”. (Surat An-Nisa : 168)
“Sungguh Allah mengutuk orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka neraka yang menyala, di dalamnya mereka akan tinggal selama-lamanya”. (Surat Al-Ahzab : 64)
“Dan barangsiapa memusyrikkan Allah maka Dia pasti mengharamkan baginya Syurga dan tempatnya pasti dalam neraka”. (Surat Al-Maidah : 75).
Adapun orang Mukmin yang berbuat dosa, jika dosanya itu telah diampuni oleh Allah maka dia tidak disiksa melainkan langsung dimasukkan ke dalam Syurga. Itulah sebabnya kita diperintahkan oleh Allah untuk bertaubat dan mohon ampun atas dosa kita. Yang dinamakan bertaubat ialah berikrar dengan sepenuh hati untuk tidak lagi melakukan dosa. Apabila ikrar itu kita tepati serta kita memohon ampun atau istighfar, niscaya Allah akan mengampuni dosa kita karena Dia memang Maha Pengampun dan Maha Pengasih akan hamba-Nya, bersedia mengampuni segala dosa kecuali dosa musyrik yaitu mensekutukan Tuhan atau menyembah selain Tuhan. Ini dijelaskan dengan firman-Nya dalam Surat An-Nisa ayat 47 dan 115 :
“Sungguh Allah tidak memberi ampun jika Dia dipersekutukan, tetapi berkenan memberi ampun atas dosa selain itu kepada orang yang dikehendaki-Nya”.
Akan tetapi apabila Allah tidak berkenan memberi ampunan atas dosa seseorang Mukmin, maka dia disiksa terlebih dahulu di dalam Neraka. Setelah habis dosanya atau setelah Allah menganggap cukup siksa itu, barulah dia dikeluarkan dari Neraka lalu dimasukkan ke dalam Syurga, terutama sebab dia mempunyai iman. Berapa lama dia harus lebih dahulu berada di Neraka adalah tergantung kepada banyak atau sedikitnya dosa, serta berat atau ringannya. Rasulullah telah menegaskan hal ini dengan sabdanya dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Abi Sa’id Al-Khudri : “Ahli Syurga masuk ke Syurga dan Ahli Neraka masuk ke Neraka. Kemudian Allah berkata kepada Malaikat : Keluarkanlah dari Neraka mereka yang dalam kalbunya ada iman, walaupun hanya sebesar biji sawi. Maka mereka pun keluar dari Neraka itu.”
Adapun orang kafir dan musyrik, memang mereka tidak mungkin diampuni. Maka mereka kekal disiksa dalam Neraka. Siksa Neraka adalah siksa jasmani karena apinya yang menyala-nyala membakar kulit dan daging penghuninya dan menimbulkan rasa yang teramat pedih serta menyengat huluhati. Tetapi juga merupakan siksa rohani sebab menimbulkan ketakutan dan kengerian, keputus-asaan serta penyesalan yang mencekam. Keabadian jasmani manusia yang dibakar oleh api neraka itu bukan disebabkan oleh daging yang tidak mempan api, tetapi disebabkan terjadinya pergantian sel-sel dalam jasmani yang terus-menerus. Jadi keabadian jasmani dalam Neraka adalah keabadian proses pergantian sel-selnya. Hal ini difirmankan Allah dengan gamblang dalam Surat An-Nisa ayat 56 : “Sungguh mereka yang kafir terhadap keterangan Kami pasti kelak akan Kami jerumuskan ke dalam api Neraka. Setiap kulitnya masak segera Kami ganti dengan kulit baru, agar mereka benar-benar merasakan kepedihan siksa. Sungguh Allah adalah Tuban Yang Maha Tinggi dan Bijaksana.”
Pergantian sel-sel secara sistimatis cepat dan tepat, didasari oleh kekuasaan dan kebijaksanaan Allah; akan menciptakan keabadian jasmani. Manusianya tidak mati, terus hidup dengan menderita siksaan mengerikan dan teramat pedih. Dengan proses pergantian sel itulah pula tercipta keabadian jasmani dalam Syurga yang akan diterangkan di dalam bab tersendiri.
-------------------------
Menyingkap Tabir Rahasia Maut, Cetakan ke-2, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 29-32.
Dalam Al-Qur’an untuk menunjuk kepada pengertian neraka, Allah firmankan pada umumnya dengan kata-kata “an-nar” yang berarti “api” dan “naru-jahannam” yang artinya “lobang berisi api”. Adapun yang dimaksud ialah suatu tempat yang berisi api menyala-nyala, untuk menyiksa manusia yang berdosa atau ingkar kepada Tuhan. Di mana letaknya neraka itu, sudah tentu pada suatu tempat di atas “bumi baru” dalam alam akhirat kelak. Kita tidak mengetahui tepatnya di mana, namun Allah yang Maha Mengetahui; dan nanti penghuni neraka itu akan mengetahui serta mengalaminya pada saatnya.
Yang akan menjadi umpan api neraka ialah pertama onang kafir, yaitu mereka yang menolak adanya Tuhan Allah. Mereka anggap bahwa Tuhan tidak ada, dan hanya merupakan khayalan manusia belaka, Dalam istilah masa kini mereka dinamakan atheist, artinya orang yang tidak bertuhan. Menurut mereka alam ini terjadi secara “kebetulan”, dan terjadi dengan sendirinya sebagai hasil daripada perputaran dan pengaruh enersi dalam alam itu sendiri; tidak ada yang menciptakan. Itulah pemikiran orang kafir yang terpelajar. Karena tidak mempercayai akan adanya Tuhan maka mereka pun tidak percaya adanya akhirat, syurga, neraka, ruh dan sebagainya. Maka sudah layak apabila hukuman mereka adalah masuk neraka dan kekal di dalamnya. Kedua ialah orang musyrik, yaitu mereka yang menganggap dan menyembah Tuhan selain Allah atau mempercayai sesuatu seolah-olah memiliki sifat atau kekuasaan seperti Allah. Mereka orang musyrik ini juga akan kekal dalam neraka. Ketiga ialah mereka orang beriman kepada Allah tetapi mengerjakan perbuatan dosa. Jika dosanya itu tidak diampuni oleh Allah maka mereka disiksa lebih dihulu dalam neraka sehingga dosanya habis terhukum; kemudian barulah dikeluarkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam syurga.
Di bawah ini sebagian firman Allah yang memaparkan bermacam-macam penghuni neraka sebagai yang diuraikan di atas :
“Bahwasanya orang-orang kafir dan orang yang berbuat aniaya, tidak mungkin Allah akan mengampuni mereka, dan tidak mungkin pula menunjukkan mereka sesuatu jalan kecuali jalan yang menuju neraka jahannam di mana mereka akan dimasukkan ke dalamnya dengan kekal selama-lamanya”. (Surat An-Nisa : 168)
“Sungguh Allah mengutuk orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka neraka yang menyala, di dalamnya mereka akan tinggal selama-lamanya”. (Surat Al-Ahzab : 64)
“Dan barangsiapa memusyrikkan Allah maka Dia pasti mengharamkan baginya Syurga dan tempatnya pasti dalam neraka”. (Surat Al-Maidah : 75).
Adapun orang Mukmin yang berbuat dosa, jika dosanya itu telah diampuni oleh Allah maka dia tidak disiksa melainkan langsung dimasukkan ke dalam Syurga. Itulah sebabnya kita diperintahkan oleh Allah untuk bertaubat dan mohon ampun atas dosa kita. Yang dinamakan bertaubat ialah berikrar dengan sepenuh hati untuk tidak lagi melakukan dosa. Apabila ikrar itu kita tepati serta kita memohon ampun atau istighfar, niscaya Allah akan mengampuni dosa kita karena Dia memang Maha Pengampun dan Maha Pengasih akan hamba-Nya, bersedia mengampuni segala dosa kecuali dosa musyrik yaitu mensekutukan Tuhan atau menyembah selain Tuhan. Ini dijelaskan dengan firman-Nya dalam Surat An-Nisa ayat 47 dan 115 :
“Sungguh Allah tidak memberi ampun jika Dia dipersekutukan, tetapi berkenan memberi ampun atas dosa selain itu kepada orang yang dikehendaki-Nya”.
Akan tetapi apabila Allah tidak berkenan memberi ampunan atas dosa seseorang Mukmin, maka dia disiksa terlebih dahulu di dalam Neraka. Setelah habis dosanya atau setelah Allah menganggap cukup siksa itu, barulah dia dikeluarkan dari Neraka lalu dimasukkan ke dalam Syurga, terutama sebab dia mempunyai iman. Berapa lama dia harus lebih dahulu berada di Neraka adalah tergantung kepada banyak atau sedikitnya dosa, serta berat atau ringannya. Rasulullah telah menegaskan hal ini dengan sabdanya dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Abi Sa’id Al-Khudri : “Ahli Syurga masuk ke Syurga dan Ahli Neraka masuk ke Neraka. Kemudian Allah berkata kepada Malaikat : Keluarkanlah dari Neraka mereka yang dalam kalbunya ada iman, walaupun hanya sebesar biji sawi. Maka mereka pun keluar dari Neraka itu.”
Adapun orang kafir dan musyrik, memang mereka tidak mungkin diampuni. Maka mereka kekal disiksa dalam Neraka. Siksa Neraka adalah siksa jasmani karena apinya yang menyala-nyala membakar kulit dan daging penghuninya dan menimbulkan rasa yang teramat pedih serta menyengat huluhati. Tetapi juga merupakan siksa rohani sebab menimbulkan ketakutan dan kengerian, keputus-asaan serta penyesalan yang mencekam. Keabadian jasmani manusia yang dibakar oleh api neraka itu bukan disebabkan oleh daging yang tidak mempan api, tetapi disebabkan terjadinya pergantian sel-sel dalam jasmani yang terus-menerus. Jadi keabadian jasmani dalam Neraka adalah keabadian proses pergantian sel-selnya. Hal ini difirmankan Allah dengan gamblang dalam Surat An-Nisa ayat 56 : “Sungguh mereka yang kafir terhadap keterangan Kami pasti kelak akan Kami jerumuskan ke dalam api Neraka. Setiap kulitnya masak segera Kami ganti dengan kulit baru, agar mereka benar-benar merasakan kepedihan siksa. Sungguh Allah adalah Tuban Yang Maha Tinggi dan Bijaksana.”
Pergantian sel-sel secara sistimatis cepat dan tepat, didasari oleh kekuasaan dan kebijaksanaan Allah; akan menciptakan keabadian jasmani. Manusianya tidak mati, terus hidup dengan menderita siksaan mengerikan dan teramat pedih. Dengan proses pergantian sel itulah pula tercipta keabadian jasmani dalam Syurga yang akan diterangkan di dalam bab tersendiri.
-------------------------
Menyingkap Tabir Rahasia Maut, Cetakan ke-2, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 29-32.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar