Qiyamah atau Kebangkitan
Hari Kebangkitan atau “hari Qiyamah” ialah : dibangkitkannya kembali jasad manusia yang telah mati lalu ditiupkannya ruh ke dalamnya sehingga hidup lagi sebagai manusia sediakala. Dengan lain perkataan : manusia yang telah mati hidup kembali!
Dapatkah jasad yang telah hancur dalam tanah pulih kembali? Lalu hidup sebagai sediakala? Demikian pertanyaan orang kafir kepada Rasulullah s.a.w, seperti firman Allah Surat As-Sajdah ayat 10 – 11 : “Dan mereka orang kafir itu berkata : apakah mungkin setelah jasad kami hancur dalam tanah, apakah mungkin kami dihidupkan kembali dalam bentuk baru? Ketahuilah Muhammad, mereka orang kafir itu bahkan tidak percaya bahwa mereka akan dihadapkan kepada Tuhan mereka. Maka jawablah : Kamu sekalian akan dimatikan oleh malaikat-maut yang ditugaskan mencabut nyawa kamu, kemudian kamu dihadapkan kepada Tuhan kamu!”
Manusia yang mati, mayatnya dikubur kemudian busuk dan hancur menjadi tanah. Tetapi bekas mayat yang berupa tanah itu tetap ada, walaupun sedikit. Jika mayat itu dibakar atau terbakar maka sisanya masih ada yaitu abu. Jika mayat itu dimakan habis oleh binatang buas atau ikan di lautan, maka tetap ada sisanya yaitu kotoran binatang atau ikan yang memakannya. jika kotoran itu diisap tanah, maka tanah itulah sisanya. Pendeknya : tiada benda yang hilang karena yang dikatakan hilang hanyalah berobah sifat atau berpindah tempat. Air yang mengering dan hilang, sebenarnya hanya menguap dan uap naik ke angkasa untuk kemudian turun kembali sebagai air hujan atau embun.
Mayat yang berobah menjadi tanah atau abu, air yang menjadi uap, rokok yang terbakar habis menjadi abu, dan lain-lain sebagainya; kejadian itu disebabkan terjadinya proses kimiawi sehingga unsur-unsurnya terpisah-pisah. Jika unsur-unsur itu dipersatukan kembali dengan lengkap, niscaya akan terlahir kembali bentuk semula, utuh! Contoh yang lebih mudah adalah sebagai berikut : Kalau kita tuangkan segoni pasir dari kapal terbang, butiran-butiran pasir itu akan berserak lalu hilang lenyap dari pemandangan. Jika kita berhasil mengumpulkan kembali semua butir itu pasti akan terkumpul satu goni penuh seperti semula.
Kelak pada hari Kiyamat, atas kodrat dan iradat Allah, terjadilah proses pengumpulan unsur-unsur dan mayat manusia maka tubuhnya terbentuk kembali lalu Allah kembalikan ruhnya, dan seketika hidup lagi, Allahu Akbar! Inilah yang dinamakan Qiyamah, atau ba’ats atau “kebangkitan”.
Allah berfirman : “Apakah manusia menyangka bahwa ia akan dibiarkan hidup sia-sia (tidak diadili pada hari akhir)? Bukankah, dia dahulunya benih-hidup dan airmani yang tertumpah? Kemudian menjadi darah kental yang lalu Allah ciptakan dan tentukan bentuknya? Kemudian bukankah Allah jua yang menjadikan dia lelaki dan perempuan berpasangan? Tidakkah yang demikian itu menandakan bahwa Allah kuasa menghidupkan manusia sesudah matinya?”
Alangkah jitunya ungkapan-ungkapan dalam firman Allah tersebut di atas! Mungkinkah manusia masih ragu lagi tentang kebangkitannya pada hari Qiyamat? Tentu tidak, kecuali manusia yang memang kafir!
Allah berfirman lagi : “Kami yang telah menciptakan kamu sekalian, hendaknya kamu percayai itu. Apakah kamu sekalian tidak perhatikan bagaimana airmani yang kamu tumpahkan itu? Kamu sendirikah yang telah membuatnya ataukah Kami yang menciptakannya? Kami telah tentukan saat kematian masing-masing kamu sekalian, dan tiada yang kuasa menghalangi Kami untuk merobah rupa kamu serta menjadikan kamu sekalian dalam bentuk baru yang tidak kamu ketahui.” (Al-Waqi’ah 57 – 61)
Firman tersebut di atas lebih menegaskan kekuasaan Allah yang tidak terbatas. Manusia disuruh merenungkan proses kejadian dirinya agar supaya menjadi yakin terhadap kekuasaan-Nya itu. Dan ditegaskan pula bahwa kebangkitan manusia dari kubur pada hari Qiyamat kelak, adalah kebangkitan jasmani dengan rupa dan bentuk baru. Kebangkitan itu adalah jasmani dengan arti bahwa tubuhnya tersusun kembali dan juga kebangkitan rohani karena Allah kembalikan ruhnya sehingga jasmani itu hidup sebagai sediakala.
-------------------------
Menyingkap Tabir Rahasia Maut, Cetakan ke-2, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 24-26.
Hari Kebangkitan atau “hari Qiyamah” ialah : dibangkitkannya kembali jasad manusia yang telah mati lalu ditiupkannya ruh ke dalamnya sehingga hidup lagi sebagai manusia sediakala. Dengan lain perkataan : manusia yang telah mati hidup kembali!
Dapatkah jasad yang telah hancur dalam tanah pulih kembali? Lalu hidup sebagai sediakala? Demikian pertanyaan orang kafir kepada Rasulullah s.a.w, seperti firman Allah Surat As-Sajdah ayat 10 – 11 : “Dan mereka orang kafir itu berkata : apakah mungkin setelah jasad kami hancur dalam tanah, apakah mungkin kami dihidupkan kembali dalam bentuk baru? Ketahuilah Muhammad, mereka orang kafir itu bahkan tidak percaya bahwa mereka akan dihadapkan kepada Tuhan mereka. Maka jawablah : Kamu sekalian akan dimatikan oleh malaikat-maut yang ditugaskan mencabut nyawa kamu, kemudian kamu dihadapkan kepada Tuhan kamu!”
Manusia yang mati, mayatnya dikubur kemudian busuk dan hancur menjadi tanah. Tetapi bekas mayat yang berupa tanah itu tetap ada, walaupun sedikit. Jika mayat itu dibakar atau terbakar maka sisanya masih ada yaitu abu. Jika mayat itu dimakan habis oleh binatang buas atau ikan di lautan, maka tetap ada sisanya yaitu kotoran binatang atau ikan yang memakannya. jika kotoran itu diisap tanah, maka tanah itulah sisanya. Pendeknya : tiada benda yang hilang karena yang dikatakan hilang hanyalah berobah sifat atau berpindah tempat. Air yang mengering dan hilang, sebenarnya hanya menguap dan uap naik ke angkasa untuk kemudian turun kembali sebagai air hujan atau embun.
Mayat yang berobah menjadi tanah atau abu, air yang menjadi uap, rokok yang terbakar habis menjadi abu, dan lain-lain sebagainya; kejadian itu disebabkan terjadinya proses kimiawi sehingga unsur-unsurnya terpisah-pisah. Jika unsur-unsur itu dipersatukan kembali dengan lengkap, niscaya akan terlahir kembali bentuk semula, utuh! Contoh yang lebih mudah adalah sebagai berikut : Kalau kita tuangkan segoni pasir dari kapal terbang, butiran-butiran pasir itu akan berserak lalu hilang lenyap dari pemandangan. Jika kita berhasil mengumpulkan kembali semua butir itu pasti akan terkumpul satu goni penuh seperti semula.
Kelak pada hari Kiyamat, atas kodrat dan iradat Allah, terjadilah proses pengumpulan unsur-unsur dan mayat manusia maka tubuhnya terbentuk kembali lalu Allah kembalikan ruhnya, dan seketika hidup lagi, Allahu Akbar! Inilah yang dinamakan Qiyamah, atau ba’ats atau “kebangkitan”.
Allah berfirman : “Apakah manusia menyangka bahwa ia akan dibiarkan hidup sia-sia (tidak diadili pada hari akhir)? Bukankah, dia dahulunya benih-hidup dan airmani yang tertumpah? Kemudian menjadi darah kental yang lalu Allah ciptakan dan tentukan bentuknya? Kemudian bukankah Allah jua yang menjadikan dia lelaki dan perempuan berpasangan? Tidakkah yang demikian itu menandakan bahwa Allah kuasa menghidupkan manusia sesudah matinya?”
Alangkah jitunya ungkapan-ungkapan dalam firman Allah tersebut di atas! Mungkinkah manusia masih ragu lagi tentang kebangkitannya pada hari Qiyamat? Tentu tidak, kecuali manusia yang memang kafir!
Allah berfirman lagi : “Kami yang telah menciptakan kamu sekalian, hendaknya kamu percayai itu. Apakah kamu sekalian tidak perhatikan bagaimana airmani yang kamu tumpahkan itu? Kamu sendirikah yang telah membuatnya ataukah Kami yang menciptakannya? Kami telah tentukan saat kematian masing-masing kamu sekalian, dan tiada yang kuasa menghalangi Kami untuk merobah rupa kamu serta menjadikan kamu sekalian dalam bentuk baru yang tidak kamu ketahui.” (Al-Waqi’ah 57 – 61)
Firman tersebut di atas lebih menegaskan kekuasaan Allah yang tidak terbatas. Manusia disuruh merenungkan proses kejadian dirinya agar supaya menjadi yakin terhadap kekuasaan-Nya itu. Dan ditegaskan pula bahwa kebangkitan manusia dari kubur pada hari Qiyamat kelak, adalah kebangkitan jasmani dengan rupa dan bentuk baru. Kebangkitan itu adalah jasmani dengan arti bahwa tubuhnya tersusun kembali dan juga kebangkitan rohani karena Allah kembalikan ruhnya sehingga jasmani itu hidup sebagai sediakala.
-------------------------
Menyingkap Tabir Rahasia Maut, Cetakan ke-2, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 24-26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar