Sebuah perjalanan hidup 3 tahun terakhir ini yang membuatku tenggelam, telah mengajarkanku untuk lebih mem-prioritaskan kecintaanku. Dan untunglah kurasakan Allah begitu mencintaiku dengan berangsur-angsur menggantungkan cintaku kembali ke “Rumah-Nya” dan menumbuh suburkan hati dan pikiranku untuk berangsur-angsur menjalankan tauladan kekasih-Nya.
Sampai suatu ketika di sebuah pasar yang cukup besar, seorang lelaki berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, wajahnya tampan berkulit cerah dengan warna sawo matang dan terdapat sedikit bekas cacar. Janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang besar dan kedua bahunya yang bidang, dan mengenakan pakaian yang bagus bermutu tinggi yang menunjukkan beliau adalah saudagar yang sukses. Beliau menepuk bahuku.
“Benarkah antum yang bernama M*ch*mm*d *ndhy J*m*l*d*n b*n S*d*ry* Dr*dj*t?”
“Benar, sayalah orangnya”, jawabku.
“Seorang yang mulia di langit dan di bumi menunggumu, ikutilah jalan itu”, kata beliau selanjutnya sambil menunjuk ke suatu arah.
“Temui beliau dan bertanyalah pada seorang lelaki dengan pedang bermata dua, arah mana yang mesti antum ambil”, jelas beliau selanjutnya.
* * *
Sampai suatu ketika di sebuah pasar yang cukup besar, seorang lelaki berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, wajahnya tampan berkulit cerah dengan warna sawo matang dan terdapat sedikit bekas cacar. Janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang besar dan kedua bahunya yang bidang, dan mengenakan pakaian yang bagus bermutu tinggi yang menunjukkan beliau adalah saudagar yang sukses. Beliau menepuk bahuku.
“Benarkah antum yang bernama M*ch*mm*d *ndhy J*m*l*d*n b*n S*d*ry* Dr*dj*t?”
“Benar, sayalah orangnya”, jawabku.
“Seorang yang mulia di langit dan di bumi menunggumu, ikutilah jalan itu”, kata beliau selanjutnya sambil menunjuk ke suatu arah.
“Temui beliau dan bertanyalah pada seorang lelaki dengan pedang bermata dua, arah mana yang mesti antum ambil”, jelas beliau selanjutnya.
* * *
Sesampainya disebuah persimpangan jalan yang agak sepi seseorang menghentikanku dengan menghunuskan pedang bermata dua tepat didepanku.
“Apakah antum yang bernama M*ch*mm*d *ndhy J*m*l*d*n b*n S*d*ry* Dr*dj*t?”
“Benar, sayalah orangnya”, jawabku.
“Pergilah antum kearah sana temui seseorang yang berdiri disamping sebuah gerbang”, ucap beliau sambil menunjukkan ke suatu arah.
“Bergegaslah, jangan suka membuat beliau seorang yang mulia di langit dan di bumi menunggu lama kehadiranmu”, tegas beliau.
* * *
“Apakah antum yang bernama M*ch*mm*d *ndhy J*m*l*d*n b*n S*d*ry* Dr*dj*t?”
“Benar, sayalah orangnya”, jawabku.
“Pergilah antum kearah sana temui seseorang yang berdiri disamping sebuah gerbang”, ucap beliau sambil menunjukkan ke suatu arah.
“Bergegaslah, jangan suka membuat beliau seorang yang mulia di langit dan di bumi menunggu lama kehadiranmu”, tegas beliau.
* * *
Setibanya di sebuah bangunan yang megah dengan gerbang lengkung yang indah dan aku tak melihat seseorang pun berdiri. Tiba-tiba muncul seseorang dengan perawakan yang begitu damai perangainya, sangat lemah lembut dan sikapnya tenang sekali. Nampak sekali beliau adalah seorang yang berpandangan jernih serta pikiran yang tajam, dan beliau menyapa.
“Antumkah yang bernama M*ch*mm*d *ndhy J*m*l*d*n b*n S*d*ry* Dr*dj*t?”
“Ya benar, sayalah orangnya”, jawabku.
“Ikuti dibelakangku!”, kata beliau sambil berlalu, dan bergegas aku mengikutinya.
Dan sesampainya disebuah bangunan terbuka dengan banyak orang sedang mengerumuni seseorang dengan paras mukanya manis dan indah, perawakannya sedang, tidak terlampau tinggi, juga tidak pendek, berambut hitam sekali antara keriting dan lurus. Dahinya lebar dan rata di atas sepasang alis yang lengkung lebat dan bertaut, sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi-tepi putih matanya agak kemerah-merahan, tampak lebih menarik dan kuat; pandangan matanya tajam, dengan bulu mata yang hitam pekat. Hidungnya halus dan merata dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Cambangnya lebar sekali, berleher panjang dan indah. Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kakinya yang tebal. Bila berjalan badannya agak condong ke depan, melangkah cepat-cepat dan pasti. Air mukanya membayangkan renungan dan penuh pikiran, pandangan matanya menunjukkan kewibawaannya, membuat orang patuh kepadanya.
“Ucapkan salam kepada Rasulullah dan bersalawatlah untuk beliau”, kata seseorang yang aku temui di gerbang bangunan ini.
Kemudian seseorang dengan perawakan tinggi lebih kurang 3 depa, wajah putih kemerahan, tangannya kidal dengan kaki lebar sehingga nampak bila beliau berjalan pasti cepat sekali yang semenjak tadi tepat berada disisi Rasulullah pun maju dan berkata “Engkau mesti tahu dari buku-buku yang pernah engkau baca ciri-ciri mereka yang menunjukkanmu ke tempat ini, sebuah majelis mulia. Seseorang yang menyapamu di pasar tadi, beliau adalah Usman bin Affan, seseorang yang menghentikanmu dengan pedang bermata dua beliaulah Ali bin Abi Talib dan beliau yang menunggumu digerbang adalah Abu Bakr As-Siddiq dan aku adalah Umar bin Khattab. Dan lihatlah sekelilingmu, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Zaid bin Haritsah dan mereka yang lain adalah para sahabat mulia yang sangat mencintai Allah dan Rasulullah, jangan berhenti belajar dari mereka. Tak ada salahnya belajarlah pula kepada Uwais Al-Karni bagaimana ia mencintai Rasulullah meski belum pernah bertemu.
Dan Umar pun melanjutkan perkataannya, dengarlah olehmu nasehat Rasulullah kepadamu;
“Antumkah yang bernama M*ch*mm*d *ndhy J*m*l*d*n b*n S*d*ry* Dr*dj*t?”
“Ya benar, sayalah orangnya”, jawabku.
“Ikuti dibelakangku!”, kata beliau sambil berlalu, dan bergegas aku mengikutinya.
Dan sesampainya disebuah bangunan terbuka dengan banyak orang sedang mengerumuni seseorang dengan paras mukanya manis dan indah, perawakannya sedang, tidak terlampau tinggi, juga tidak pendek, berambut hitam sekali antara keriting dan lurus. Dahinya lebar dan rata di atas sepasang alis yang lengkung lebat dan bertaut, sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi-tepi putih matanya agak kemerah-merahan, tampak lebih menarik dan kuat; pandangan matanya tajam, dengan bulu mata yang hitam pekat. Hidungnya halus dan merata dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Cambangnya lebar sekali, berleher panjang dan indah. Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kakinya yang tebal. Bila berjalan badannya agak condong ke depan, melangkah cepat-cepat dan pasti. Air mukanya membayangkan renungan dan penuh pikiran, pandangan matanya menunjukkan kewibawaannya, membuat orang patuh kepadanya.
“Ucapkan salam kepada Rasulullah dan bersalawatlah untuk beliau”, kata seseorang yang aku temui di gerbang bangunan ini.
Kemudian seseorang dengan perawakan tinggi lebih kurang 3 depa, wajah putih kemerahan, tangannya kidal dengan kaki lebar sehingga nampak bila beliau berjalan pasti cepat sekali yang semenjak tadi tepat berada disisi Rasulullah pun maju dan berkata “Engkau mesti tahu dari buku-buku yang pernah engkau baca ciri-ciri mereka yang menunjukkanmu ke tempat ini, sebuah majelis mulia. Seseorang yang menyapamu di pasar tadi, beliau adalah Usman bin Affan, seseorang yang menghentikanmu dengan pedang bermata dua beliaulah Ali bin Abi Talib dan beliau yang menunggumu digerbang adalah Abu Bakr As-Siddiq dan aku adalah Umar bin Khattab. Dan lihatlah sekelilingmu, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Zaid bin Haritsah dan mereka yang lain adalah para sahabat mulia yang sangat mencintai Allah dan Rasulullah, jangan berhenti belajar dari mereka. Tak ada salahnya belajarlah pula kepada Uwais Al-Karni bagaimana ia mencintai Rasulullah meski belum pernah bertemu.
Dan Umar pun melanjutkan perkataannya, dengarlah olehmu nasehat Rasulullah kepadamu;
Bersegeralah kepada ampunan Allah :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. 3 : 133-134).
“maka aku katakan kepada mereka : “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”.” (QS. 71 : 10 – 12).
Menafkahkan sebagian rejeki :
“Hai orang-orang yang beriman, sukalah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS. 61 : 10-13).
“Hai orang-orang yang beriman! nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang bunuk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS 2 : 267).
“Hai orang-orang yang beriman! nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang bunuk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS 2 : 267).
Bersabarlah :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (Syurga). Katakanlah : “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (ada pula) isteri-isteri yang disucikan serta keridha’an Allah; Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya, (yaitu) orang-orang yang berdo’a : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka”, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. 3 : 14-17)
Istiqomahlah :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. 46 : 13-14).
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. 41 : 30).
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. 46 : 13-14).
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. 41 : 30).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar