"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 29 November 2013

Izzatun-Nafs

Izzatun Nafs, tahu harga diri dan gengsi diri sendiri, mengajarkan percaya kepada diri sendiri. Kesadaran harga diri sebagai ummat Muhammad. Ummat yang dibangkitkan ditengah-tengah manusia ramai, dengan tugas tertentu.
Ummat Islam dibangkitkan bukan untuk meramaikan “Pesta Dunia”, tetapi untuk menyeru manusia kepada kebenaran dan kesucian. Garis-garis perbedaan di dunia semakin jelas, masing-masing golongan telah memilih posisinya masing-masing.
Ummat Islam harus tetap sadar atas posisi, misi dan fungsinya di dunia. Mereka tidak boleh hanyut dalam arus dunia dan percaturan manusia.
Sebagai ummat Risalah, mereka harus percaya kepada diri sendiri, harus sanggup menentukan nasibnya sendiri. Sadar posisi dan fungsinya di dunia, memesankan suatu makna yang lebih jauh, bahwa mereka harus perlu menyusun diri, menghimpun Dana dan Tenaga untuk merampungkan persoalan mereka sendiri, menyelesaikan tugas bersama.
Hilangnya kepercayaan kepada diri sendiri menumbuhkan apes, rusuh dan risau dalam hati, pesimisme dan nglokro. Kepada Pemimpin Besar Ummat Islam Muhammad s.a.w., Allah s.w.t. berfirman :
“Wahai Nabi !!! Cukuplah bagimu Allah dan Ummat pengikutmu dari kaum Mukminin (menjadi penolongmu)”. (QS. Al-Anfaal : 64)
Izzatun Nafs juga memesankan kata kepada kaum Muslimin itu, agar mereka membangun dirinya menjadi “Khajra Ummah” Ummat yang baik dan utama, baik dan utama karena memegang keyakinan, melakukan kebaikan dan kebajikan di dunia untuk kebahagiaan seluruh alam ini, menjadi guru alam. #570

Tidak ada komentar:

Posting Komentar