"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Rabu, 13 Februari 2013

SIBUK DENGAN RAMPASAN PERANG

Muslimin kini mengejar musuh itu sampai mereka meletakkan senjata di mana saja asal jauh dari bekas markas mereka. Kaum Muslimin sekarang mulai memperebutkan rampasan perang. Alangkah banyaknya jumlah rampasan perang itu! Hal ini membuat mereka lupa mengikuti terus jejak musuh, karena sudah mengharapkan kekayaan duniawi.
Mereka ini ternyata dilihat oleh pasukan pemanah yang oleh Rasul diminta jangan meninggalkan tempat di gunung itu, sekalipun mereka melihat kawan-kawannya diserang.
Dengan tak dapat menahan air liur melihat rampasan perang itu, kepada satu sama lain mereka berkata : “Kenapa kita masih tinggal di sini juga dengan tidak ada apa-apa. Tuhan telah menghancurkan musuh kita. Mereka, saudara-saudara kita itu, sudah merebut markas musuh. Ke sanalah juga kita, ikut mengambil rampasan itu.”
Yang seorang lagi tentu menjawab : “Bukankah Rasulullah sudah berpesan jangan meninggalkan tempat kita ini? Sekalipun kami diserang janganlah kami dibantu.”
Yang pertama berkata lagi : “Rasulullah tidak menghendaki kita tinggal di sini terus-menerus setelah Tuhan menghancurkan kaum musyrik itu.”

PASUKAN PEMANAH MELANGGAR PERINTAH NABI DAN KHALID BIN‘L-WALID MENGAMBIL POSISI MEREKA
Lalu mereka berselisih. Ketika itu juga tampil Abdullah bin Jubair berpidato agar jangan mereka itu melanggar perintah Rasul. Tetapi mereka sebagian besar tidak patuh. Mereka berangkat juga. Yang masih tinggal hanya beberapa orang saja, tidak sampai sepuluh orang. Seperti kesibukan Muslimin yang lain, mereka yang ikut bergegas itu pun sibuk pula dengan harta rampasan. Pada waktu itulah Khalid bin’l-Walid mengambil kesempatan — dia sebagai komandan kavaleri Mekah — pasukannya dikerahkan ke tempat pasukan pemanah, dan mereka ini berhasil dikeluarkan dari sana.
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 299-300.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar