Pada suatu ketika Abu Hamzah al-Khurasani menunaikan ibadah haji dengan tidak membawa bekal, kecuali bekal tawakkal. Pada saat berjalan di padang pasir di malam hari, tiba-tiba dia terjatuh ke dalam sebuah sumur. Dia berkata : “Ketika itu aku ingin minta tolong, tetapi kepada siapakah aku harus minta tolong? Tidak ada seorang pun manusia di sini. Pada saat itu, muncullah dua orang laki-laki yang melewati tempat tersebut. Ketika aku akan berteriak minta tolong kepada kedua orang tersebut, aku segera menghentikannya. Aku berkata : “Aku akan minta tolong kepada yang lebih dekat dari kedua orang tersebut. Bukankah Allah telah berfirman : “dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaf : 16)
Kemudian aku terdiam. Beberapa saat setelah dua orang tersebut lewat, tiba-tiba aku melihat ada sesuatu yang menjulur ke dalam sumur tersebut. Lalu aku bergantung kepadanya. Ternyata ia adalah ekor binatang buas. Kemudian binatang tersebut melihatku dan berlalu. Setelah itu datanglah suara yang berkata kepadaku : “Wahai Abu Hamzah bukankah seperti ini lebih utama dan lebih baik?”
----------------------------------------------
MEMPERTAJAM KEPEKAAN SPIRITUAL, Majdi Muhammad Asy-Syahawy, Bina Wawasan Press, Jakarta 2001, halaman 268-269.
Kemudian aku terdiam. Beberapa saat setelah dua orang tersebut lewat, tiba-tiba aku melihat ada sesuatu yang menjulur ke dalam sumur tersebut. Lalu aku bergantung kepadanya. Ternyata ia adalah ekor binatang buas. Kemudian binatang tersebut melihatku dan berlalu. Setelah itu datanglah suara yang berkata kepadaku : “Wahai Abu Hamzah bukankah seperti ini lebih utama dan lebih baik?”
----------------------------------------------
MEMPERTAJAM KEPEKAAN SPIRITUAL, Majdi Muhammad Asy-Syahawy, Bina Wawasan Press, Jakarta 2001, halaman 268-269.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar