"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 03 Februari 2013

MUSLIMIN BERANGKAT

Demikianlah prinsip musyawarah itu oleh Muhammad sudah dijadikan undang-undang dalam kehidupannya. Apabila sesuatu masalah yang dibahas telah diterima dengan suara terbanyak. maka hal itu tak dapat dihalalkan oleh sesuatu keinginan atau karena ada maksud-maksud tertentu. Sebaiknya ia harus dilaksanakan, tapi orang yang akan melaksanakannya harus pula dengan cara yang sebaik-baiknya dan diarahkan ke suatu sasaran yang akan mencapai sukses.
Sekarang Muhammad berangkat memimpin kaum Muslimin menuju Uhud. Di Syaikhan (Syaikhan nama sebuah tempat; pada masa Jahiliah konon di tempat itu terdapat dua buah kubu untuk dua orang tua yang buta, pria dan wanita, yang sedang bercakap-cakap. Maka tempat itu dinamai asy-Syaikhan (harfiah berarti dua orang tua)) ia berhenti. Dilihatnya di tempat itu ada sepasukan tentara yang identitasnya belum dikenal. Ketika ditanyakan, kemudian diperoleh keterangan, bahwa mereka itu orang-orang Yahudi sekutu Abdullah bin Ubay. Lalu kata Nabi ‘alaihis-salam : “Jangan minta pertolongan orang-orang musyrik dalam melawan orang musyrik, — sebelum mereka masuk Islam.”

YAHUDI DAN IBN UBAYY KEMBALI KE MEDINAH
Dalam pada itu orang-orang Yahudi itu pun kembali ke Medinah. Lalu kata sekutu Ibn Ubayy itu : “Kau sudah menasehatinya dan sudah kauberikan pendapatmu berdasarkan pengalaman orang-orang tua dahulu. Sebenarnya dia sependapat dengan kau. Lalu dia menolak dan menuruti kehendak pemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya.”
Percakapan mereka itu sangat menyenangkan hati Ibn Ubayy. Keesokan harinya ia berbalik menggabungkan diri dengan pasukan teman-temannya itu. Tinggal lagi Nabi dengan orang-orang yang benar-benar beriman, yang berjumlah 700 orang, akan berperang menghadapi 3000 orang terdiri dari orang-orang Quraisy Mekah, yang kesemuanya sudah memikul dendam yang tak terpenuhi ketika di Badr. Semua mereka ingin menuntut balas.
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 293.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar