"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Senin, 17 Desember 2012

KEUTAMAAN ORANG FAKIR DARI KAUM MUSLIMIN (8)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w, : Tiada yang dapat bicara ketika bayi kecuali tiga orang, yaitu Isa bin Marjam, dan anak yang membebaskan Juraidj, Ju.raidj seorang ahli ibadat yang membuat suatu sauma’ah (biara) untuk ibadatnya, maka pada suatu hari ibunya datang memanggil padanya sedang ia sholat, maka ia berkata : Tuhanku, itulah ibuku, dan kini saya sedang sholat, maka ia melanjutkan sholatnya sehingga pulanglah ibunya, kemudian esok harinya ibunya datang kembali di waktu Juraidj sedang sholat, sehingga tidak menyambut panggilan ibunya, kemudian datang ketiga kalinya, sedang Juraidj sholat, maka ia memanggil : Hai Juraidj! tetapi Juraidj tidak dapat menyambut ibunya, hanya berdo’a : Tuhanku, itulah ibuku, dan ini sholatku, Sehingga marahlah ibu Juraidj dan berdo’a : Ya, Allah, jangan dimatikan ia sehingga melihat wajah perempuan lacur. Juraidj memang terkenal benar sebagai seorang ‘Abid (ahli ibadat) di antara bani Isra’il, sehingga terjadi seorang wanita pelacur yang terkenal kecantikannya berkata : Saya dapat menggugurkan ibadat Juraidj. Maka pelacur itu berusaha merayu Juraidj dengan segala daya penariknya, tetapi ternyata bahwa Juraidj tidak dapat tergoda olehnya, sehingga jengkel si pelacur itu, maka ia berzina dengan seorang gembala yang tidak jauh dari biara Juraidj, sehingga bunting daripadanya. Dan ketika lahirlah kandungannya ia berkata : Ini anak dari hasilnya Juraidj. Maka orang-orang ketika mendengar itu segera mereka pergi kebiara Juraidj, dan memaksa padanya turun dari biaranya, kemudian dihancurkan biara itu oleh sekalian orang-orang yang datang, kemudian mereka pukul Juraidj, Maka bertanya Juraidj : Mengapakah kamu berbuat demikian? Apakah sebabnya ini? Jawab mereka : Kau telah berzina dengan pelacur ini, sehingga beranak daripadamu. Berkata Juraidj : Dimanakah bayinya? Maka dibawa bayi itu kepadanya, kemudian Juraidj berkata : Lepaskan saya untuk sholat dahulu. Dan sesudah selesai sholat Juraidj mendekat pada bayi itu dan menekan dengan jarinya, sambil berkata : Siapa ayahmu? Jawab bayi : Fulan, si gembala itu, Dan ketika mereka mendengar keterangan bayi itu, kembali mereka mencium dan memeluk Juraidj sambil berkata : Sukakah kami membangun biara itu dari mas? Jawab Juraidj : Tidak kembalikan saja sebagaimana sediakala. Maka segeralah mereka bersama membangun kembali biara Juraidj yang telah mereka hancurkan itu. Dan yang ketiga : Ketika ada bayi sedang menetek pada ibunya, mendadak ada seorang berkendaraan yang mewah sekali, maka berkata si ibu : Ya Allah, jadikanlah putraku ini seperti orang itu. Mendadak bayi itu melepaskan teteknya dan melihat pada orang yang berkendaraan itu sambil berkata :Ya Allah jangan Kaujadikan saya seperti orang itu, lain melanjutkan menyusu lagi.
Kemudian tiada lama ada budak dipukuli oleh majikannya sambil dikatakan Kau pencuri, kau pelacur. Sedang budak itu hanya membaca HASBIYALLAHU WANI’MAL WAKIL.
Maka ibunya berkata : Ya Allah jangan dijadikan anakku ini seperti orang itu. Maka bayi itu segera menghentikan tetek, dan melihat pada budak yang dianiaya itu sambil berdo’a : Ya Allah jadikanlah saya seperti orang itu. Kemudian terjadi tanya jawab antara ibu dengan bayinya. Berkata ibu : Tadi ada orang mewah, saya berdo’a : Ya Allah jadikanlah putraku seperti dia. Mendadak kau berkata : Ya Allah jangan Kaujadikan saya seperti dia. Kemudian ada budak dipukuli karena berzina mencuri dan saya berdo’a: Ya Allah jangan dijadikan putraku seperti dia. Mendadak kau berdo’a : Ya Allah jadikanlah saya seperti dia. Jawabnya : Orang laki-laki yang gagah tadi itu adalah orang yang sangat kejam, sedang budak itu dituduh berzina padahal tidak berzina, dituduh mencuri padahal tidak mencuri, maka saya berdo’a : Ya Allah jadikanlah saya seperti dia.
(HR. Buchary dan Muslim).
-------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 258-261.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar