Sungguhpun begitu ada juga penduduk Mekah itu sebagian yang sudah merasakan adanya kekejaman Quraisy terhadap kaum Muslimin sehingga menyebabkan mereka terpaksa hijrah ke Abisinia dan kemudian hijrah ke Medinah. Mereka ini masih maju-mundur : akan turut juga berperang mempertahankan harta-benda mereka, atau akan tinggal diam saja dengan harapan kalau-kalau kafilah itu tidak mengalami sesuatu gangguan. Mereka ini masih ingat bahwa dulu antara kabilah Quraisy dan kabilah Kinana ada tuntutan darah yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Apabila mereka ini cepat-cepat menghadapi Muhammad dalam membela kafilah itu, mereka kuatir akan diserbu oleh Banu Bakr (dari Kinana) dari belakang. Alasan demikian ini hampir saja memperkuat pendapat yang ingin tinggal diam saja, kalau tidak lalu datang Malik Ju’syum (Mudlij), seorang pemuka Banu Kinana.
“Bagi kamu aku adalah jaminan, bahwa Kinana tidak akan melakukan sesuatu di belakang kamu yang akan merugikan kamu sekalian.”
Dengan demikian orang-orang semacam Abu Jahal, ‘Amir al-Hadzrami serta penganjur-penganjur perang menentang Muhammad dan pengikut-pengikutnya mendapat dukungan kuat. Tak ada alasan bagi orang ini mampu berperang itu yang akan tinggal di belakang atau akan menggantikannya kepada orang lain. Dan pemuka-pemuka Quraisy pun tak ada yang ketinggalan, kecuali Abu Lahab yang diwakili oleh Ash bin Hisyam bin Mughira. Orang ini punya utang kepadanya (Abu Lahab) sebanyak 4.000 dirham yang tak dibayar sehingga ia bangkrut karenanya Sedang Umayya bin Khalaf sudah bertekad akan tinggal diam. Dia sebagai orang terpandang, yang sudah tua sekali usianya, badannya gemuk dan berat.
Ketika itu ia didatangi oleh ‘Uqba bin. Abi Mu’ait dan Abu Jahl ke mesjid. ‘Uqba membawa perapian dengan kemenyan sedang Abu Jahl membawa tempat celak dan pemalitnya. ‘Uqba meletakkan tempat api di depannya seraya berkata :
”Abu Ali (julukan Umayya bin Khalaf), gunakanlah perapian dan kemenyan ini, sebab kau wanita.”
“Pakailah celak ini, Abu Ali, sebab kau perempuan” kata Abu Jahl.
“Belikan buat aku seekor unta yang terbaik di lembah ini,” jawab Umayya
Lalu ia pun pergi bersama mereka. Sekarang tiada seorang pun yang mampu bertempur yang masih tinggal di Mekah.
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 243-244.
“Bagi kamu aku adalah jaminan, bahwa Kinana tidak akan melakukan sesuatu di belakang kamu yang akan merugikan kamu sekalian.”
Dengan demikian orang-orang semacam Abu Jahal, ‘Amir al-Hadzrami serta penganjur-penganjur perang menentang Muhammad dan pengikut-pengikutnya mendapat dukungan kuat. Tak ada alasan bagi orang ini mampu berperang itu yang akan tinggal di belakang atau akan menggantikannya kepada orang lain. Dan pemuka-pemuka Quraisy pun tak ada yang ketinggalan, kecuali Abu Lahab yang diwakili oleh Ash bin Hisyam bin Mughira. Orang ini punya utang kepadanya (Abu Lahab) sebanyak 4.000 dirham yang tak dibayar sehingga ia bangkrut karenanya Sedang Umayya bin Khalaf sudah bertekad akan tinggal diam. Dia sebagai orang terpandang, yang sudah tua sekali usianya, badannya gemuk dan berat.
Ketika itu ia didatangi oleh ‘Uqba bin. Abi Mu’ait dan Abu Jahl ke mesjid. ‘Uqba membawa perapian dengan kemenyan sedang Abu Jahl membawa tempat celak dan pemalitnya. ‘Uqba meletakkan tempat api di depannya seraya berkata :
”Abu Ali (julukan Umayya bin Khalaf), gunakanlah perapian dan kemenyan ini, sebab kau wanita.”
“Pakailah celak ini, Abu Ali, sebab kau perempuan” kata Abu Jahl.
“Belikan buat aku seekor unta yang terbaik di lembah ini,” jawab Umayya
Lalu ia pun pergi bersama mereka. Sekarang tiada seorang pun yang mampu bertempur yang masih tinggal di Mekah.
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 243-244.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar