Surat al-Lahab (111) : 1 - 5 ; mengisyaratkan bahwa kemusyrikan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak akan menang walaupun pendukungnya bekerja keras.
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ ١
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa (1);
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ٢
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ٢
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang dia usahakan (2);
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ٣
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ٣
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (3);
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ٤
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ٤
Dan (begiu pula) isterinya, pembawa kayu bakar (4);
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ ٥
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ ٥
Yang di lehernya ada tali dari sabut (5).
Ketika datang QS. Asy-Syu'araa (26) : 214; "Dan beri peringatanlah kepada kaum-kerabatmu yang terdekat", maka dalam suatu riwayat dikemukakan oleh Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما bahwa pada suatu ketika Rasulullah ﷺ naik ke bukit Shafa sambil berseru : "Mari berkumpul pada pagi hari ini!" Maka berkumpullah kaum Quraisy, lalu Rasulullah ﷺ bersabda : "Bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, akankah kalian percaya padaku?" Kaum Quraisy menjawab : "Pasti kami percaya". Rasulullah ﷺ bersabda : "Aku peringatkan kalian bahwa siksaan Allah yang dasyat akan datang." Berkata Abu Lahab : "Tubbanlaka (celaka engkau) !", apakah hanya untuk ini engkau kumpulkan kami?" (HR. al-Bukhari).
Berkenaan dengan peristiwa itu terlukis bahwa kecelakaan itu akan terkena kepada orang yang memfitnah dan menghalang-halangi agama Allah.
Menurut riwayat dari Abdurrahman bin Kisan, kalau ada utusan dari kabilah-kabilah Arab menemui Rasulullah ﷺ di Makkah hendak meminta keterangan tentang Islam, merekapun ditemui oleh Abu Lahab. Kalau orang-orang itu bertanya kepadanya tentang anak saudaranya itu, dikatakannya : "Kadz-dzab, Sahir (Penipu, tukang sihir)".
Dalam riwayat lain dari Yazid bin Zaid رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dan 'Ikrimah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dikemukakan bahwa isteri Abu Lahab, Arwa (Ummu Jamil) menyebarkan duri-duri di tempat yang akan dilalui Nabi ﷺ. (HR. Ibnu Jarir dan Ibnul Mundzir).
Berkenaan dengan peristiwa itu dilukiskan bahwa orang yang menghalang-halangi dan menyebarkan permusuhan terhadap Islam akan mendapatkan siksaan Allah.
Dalam bahasa arab, "Pembawa kayu bakar" adalah kiasan bagi penyebar fitnah. Isteri Abu Lahab disebut "Pembawa kayu bakar" karena dia selalu menyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan Nabi Muhammad ﷺ dan kaum Muslim.
Menurut riwayat tambahan dari al-Humaidiy : "Sewaktu beliau ﷺ ada dalam masjid di dekat Ka'bah dan disisinya duduk Abu Bakr رَضِيَ اللََّهُ عَنْه. Dan ditangan Arwa itu ada sebuah batu sebesar genggaman tangannya. Maka berhentilah dia dihadapan Abu Bakr رَضِيَ اللََّهُ عَنْه. Tetapi tak melihat Nabi ﷺ yang duduk disampingnya. Lalu berkata Ummu Jamil kepada Abu Bakr رَضِيَ اللََّهُ عَنْه : "Hai Abu Bakr رَضِيَ اللََّهُ عَنْه, telah sampai kepada saya beritanya (yang dimaksud adalah QS. al-Lahab (111) 1 - 5), bahwa kawanmu itu mengejek saya. Demi Allah ! Kalau saya bertemu dia, akan saya tampar mulutnya dengan batu ini."
Setelah berkata begitu diapun pergi dengan marahnya. Maka berkatalah Abu Bakr رَضِيَ اللََّهُ عَنْه kepada Nabi ﷺ : "Apakah tidak engkau lihat bahwa dia melihat engkau?" Nabi ﷺ menjawab : "Dia ada menghadapkan matanya kepadaku, tetapi dia tidak melihatku. Allah ta'ala menutupkan penglihatannya atasku."
---------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 1116.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 30, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit Yayasan Latimojong Surabaya, cetakan kedua 1979, halaman 270 - 274.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 623 - 624.
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 1116.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 30, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit Yayasan Latimojong Surabaya, cetakan kedua 1979, halaman 270 - 274.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 623 - 624.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar