Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.
Sejarah Gamelan Jawa
Dari situs zainbie menuturkan bahwa : Sejarah Gamelan Jawa berdasarkan keterangan dari Gusti Puger putra P.B. XII, dan Serat Wedhapradangga dari keraton surakarta yang pertama ditulis oleh Raden Tumenggung Warsadiningrat, kumpulan serat sejarah gamelan tersebut dihimpun oleh Raden Ngabehi Prajapangrawit pada tahun 1874. bahwa Gamelan lahir ditanah jawa pertama kali adalah gangsa raras salendro.
Tahun 167 Sang Hyang Guru atau Sang Hyang Jagatnata / Lokanata memberikan ijazah berupa Swara Karengeng Jagat, swara tersebut berasal dari gamelan Lokananta atau Lokanata. Menurut keterangan dari G.P.H. Hadiwijaya (Redaksi Pustaka Jawa) hanya ada 5 ricikan dalam gamelan Lokananta tersebut yakni Gendhing (Kemanak), Pamatut (Kethuk), Sauran (Kenong), Teteg (Kendang Ageng) dan Maguru yang sekarang disebut Gong.
Ditahun 187, terdengar swara Matenggeng Karna, dari Sang Hyang Indra / Surendra, dan diberi nama Salendro, ricikannya tetap ada 5 dengan swara tembang Sekar Kawi / Ageng. Pada Tahun 336 oleh Sang Hyang Indra racikan gamelan ditambah lagi dengan Salundhing atau kempul, dan Gerantang yang sekarang disebut dengan gambang.
Fakta yang jelas adanya gamelan di tanah jawa menurut Agus Purwo Murdoko, S.Sn. (Guru Seni Budaya SMAN 1 Kartasura), Panggiyo S.Kar, MA (dosen Karawitan ISI Surakarta), dan KRA Haryono Hadiningrat (Prof. Dr. Timbul Haryono, MSc) arkeolog yang tinggal di Prambanan Yogyakarta dan pernah dimuat di Majalah Sasmita edisi I tahun 2007, terdapat pada bukti fisik di relief-relief candi Borobudur, dan candi-candi lainnya ditanah jawa.
Pada beberapa bagian dinding candi Borobudur dapat dilihat jenis-jenis instrumen gamelan yaitu: kendang bertali yang dikalungkan di leher, kendang berbentuk seperti periuk, siter dan kecapi, simbal, suling, saron, gambang. Pada candi Lara Jonggrang (Prambanan) dapat dilihat gambar relief kendang silindris, kendang cembung, kendang bentuk periuk, simbal (k?c?r), dan suling. Disana digambarkan bahwa gamelan digunakan sebagai pengiring tari, upacara kerajaan atau keagamaan.
Perangkat Gamelan Jawa
Sejarah Gamelan Jawa
Dari situs zainbie menuturkan bahwa : Sejarah Gamelan Jawa berdasarkan keterangan dari Gusti Puger putra P.B. XII, dan Serat Wedhapradangga dari keraton surakarta yang pertama ditulis oleh Raden Tumenggung Warsadiningrat, kumpulan serat sejarah gamelan tersebut dihimpun oleh Raden Ngabehi Prajapangrawit pada tahun 1874. bahwa Gamelan lahir ditanah jawa pertama kali adalah gangsa raras salendro.
Tahun 167 Sang Hyang Guru atau Sang Hyang Jagatnata / Lokanata memberikan ijazah berupa Swara Karengeng Jagat, swara tersebut berasal dari gamelan Lokananta atau Lokanata. Menurut keterangan dari G.P.H. Hadiwijaya (Redaksi Pustaka Jawa) hanya ada 5 ricikan dalam gamelan Lokananta tersebut yakni Gendhing (Kemanak), Pamatut (Kethuk), Sauran (Kenong), Teteg (Kendang Ageng) dan Maguru yang sekarang disebut Gong.
Ditahun 187, terdengar swara Matenggeng Karna, dari Sang Hyang Indra / Surendra, dan diberi nama Salendro, ricikannya tetap ada 5 dengan swara tembang Sekar Kawi / Ageng. Pada Tahun 336 oleh Sang Hyang Indra racikan gamelan ditambah lagi dengan Salundhing atau kempul, dan Gerantang yang sekarang disebut dengan gambang.
Fakta yang jelas adanya gamelan di tanah jawa menurut Agus Purwo Murdoko, S.Sn. (Guru Seni Budaya SMAN 1 Kartasura), Panggiyo S.Kar, MA (dosen Karawitan ISI Surakarta), dan KRA Haryono Hadiningrat (Prof. Dr. Timbul Haryono, MSc) arkeolog yang tinggal di Prambanan Yogyakarta dan pernah dimuat di Majalah Sasmita edisi I tahun 2007, terdapat pada bukti fisik di relief-relief candi Borobudur, dan candi-candi lainnya ditanah jawa.
Pada beberapa bagian dinding candi Borobudur dapat dilihat jenis-jenis instrumen gamelan yaitu: kendang bertali yang dikalungkan di leher, kendang berbentuk seperti periuk, siter dan kecapi, simbal, suling, saron, gambang. Pada candi Lara Jonggrang (Prambanan) dapat dilihat gambar relief kendang silindris, kendang cembung, kendang bentuk periuk, simbal (k?c?r), dan suling. Disana digambarkan bahwa gamelan digunakan sebagai pengiring tari, upacara kerajaan atau keagamaan.
Perangkat Gamelan Jawa
Dari laman situs wikipedia dan yoki mirantiyo dapat aku ringkaskan bahwa : Gamelan Jawa terdiri atas instrumen berikut :
- Kendhang (Kendhang berfungsi utama untuk mengatur irama. Kendhang ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung. Untuk bermain kendhang, dibutuhkan orang yang sangat mendalami budaya Jawa, dan dimainkan dengan perasaan naluri si pemain, tentu saja dengan aturan-aturan yang ada)
- Bonang (lebih dikenal dengan Bonang Barung berukuran besar, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam ansambel.Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya)
- Bonang Panerus (bonang yang kecil, beroktaf tinggi. Pada teknik tabuhan pipilan, irama bonang panerus memiliki kecepatan dalam bermain dua kali lipat dari pada bonang barung. Walaupun mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya. Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin)
- Demung (Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah.Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas.Umumnya, satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung.Tetapi ada gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung)
- Saron (Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi.Seperti demung, saron barung memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas.Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat. Seperangkat gamelan mempunyai dua saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih dan dua saron)
- Gong (Gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing yang panjang. Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar lagu, sehingga kelompok itu sendiri (yaitu kalimat lagu di antara dua tabuhan gong) dinamakan gongan)
- Kenong dan Kethuk (Kenong merupakan satu set instrumen jenis mirip gong berposisi horisontal, ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah instrumen kedua yang paling penting setelah gong. Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat kalimat kalimat kenong. Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing; ia bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan; ia boleh juga mendahului nada balungan berikutnya untuk menuntun alun lagu gendhing; atau ia dapat memainkan nada berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk mendukung rasa pathet. Pada kenongan bergaya cepat, dalam ayaka yakan, srepegan, dan sampak, tabuhan kenong menuntun alur lagu gendhing-gendhing tersebut. Kethuk sama dengan kenong, fungsinya juga sama dengan kenong. Kethuk dan kenong selalu bermain jalin-menjalin, perbedaannya pada irama bermainnya saja)
- Slenthem (Menurut konstruksinya, slenthem termasuk keluarga gender; malahan kadang-kadang ia dinamakan gender panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron; Slenthem beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti demung dan saron barung, slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas)
- Gender (Instrumen terdiri dari bilah-bilah metal ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator. Gender ini dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain) dengan tangkai pendek. Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada, dan ukurannya, ada dua macam gender yaitu gender barung dan gender panerus)
- Gambang (Instrumen dibuat dari bilah – bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi sebagai resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh bilah, wilayah gambang mencakup dua oktaf atau lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu.Kebanyakan gambang memainkan gembyangan (oktaf) dalam gaya pola pola lagu dengan ketukan ajeg. Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme, seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi)
- Rebab (Instrumen kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan berbentuk hati ditutup dengan membran (kulit tipis) dari babad sapi. Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan.Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing.Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain)
- Siter (Siter merupakan bagian ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah string (kawat) yang teknik menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini di lihat dari bentuk dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter, siter penerus (ukurannya lebih kecil dari pada siter), dan clempung (ukurannya lebih besar dari pada siter). Dalam sajian karawitan klenengan atau konser dan iringan wayang fungsi siter sebagai pangrengga lagu)
- Suling (Jenis instrumen gamelan lainnya yang juga berfungsi sebagai pangrengga lagu adalah suling. Instrumen ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang sebagai penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian yang di tiup yang melekat di bibir diberi lapisan tutup dinamakan jamangan yang berfungsi untuk mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang menimbulkan bunyi atau suara Adapun teknik membunyikannya dengan cara di tiup. Di dalam tradisi karawitan, suling ada dua jenis, yaitu bentuk suling yang berlaras Slendro memiliki lubang empat yang hampir sama jaraknya, sedangkan yang berlaras Pelog dengan lubang lima dengan jarak yang berbeda. Ada pula suling dengan lubang berjumlah enam yang bisa digunakan untuk laras Pelog dan Slendro. Untuk suling laras Slendro dalam karawitan Jawatimuran apabila empat lubang di tutup semua dan di tiup dengan tekanan sedang nada yang dihasilkan adalah laras lu (3), sedangkan pada karawitan Jawa-tengahan lazim dengan laras ro (2))
- Kempul
Ukuran-ukuran Perangkat Gamelan Jawa
Di dalam rangkuman tulisanku yang telah aku paparkan terdahulu tentang ukuran gamelan jawa sebagai panduan para perancang ruang pertunjukkan khususnya seni yang menggunakan gamelan sebagai alat musik pengiring, semoga bisa pula menjadi panduan bagi para arsitek dan yang membutuhkannya.
Industri Pembuatan Gamelan Jawa
Pembuatan gamelan jawa masih bersifat pesanan, seperangkat gamelan baru akan dibuat jika ada pesanan. Hal ini bisa dimaklumi karena pembuatan seperangkat gamelan masih bersifat home industri. Tingginya biaya operasional termasuk pengadaan bahan masih dirasa cukup tinggi, kurang lebih mendekati 10 juta tiap satu set-nya.
Sunarto warga kp. Karangkajen RT 01 RW 03 kelurahan Wonosobo Barat kabupaten Wonosobo 56311 adalah pengrajin gamelan yang masih setiap membuat seperangkat gamelan jawa sejak tahun 1965. Dalam setiap pengerjaannya beliau dibantu tak kurang dari 3 pekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar