Setiap orang pada hakikatnya menanti sesuatu, ada seorang ayah menanti selesainya pekerjaan agar ia mendapatkan upah yang bisa dibawa pulang, seorang pedagang menanti pembeli yang jadi jalan rezekinya, seorang ibu menanti suaminya pulang untuk berbagi cerita, seorang anak menanti kasih sayang dari kedua orangtuanya.
Atau seorang Muslimah yang menanti pasangan hidupnya, Imam yang kelak akan menjadi penuntun dirinya ke surga, dan mengawal dirinya dari neraka, Imam yang karenanya Allah sampaikan ridha.
Maka penantian sejati bukanlah hanya menanti membuang waktu, tapi melakukan persiapan, melakukan pemantasan diri, melakukan ketaatan. Sebagaimana ayah yang bekerja keras di usaha yang halal dalam penantian itu, sebagaimana ibu yabg menyiapkan masakan dan dandanan menanti ayah, sebagaimana pedagang menyiapkan jualannya saat menanti pembeli.
Semua dari kita menanti sesuatu, tapi tak semua menyiapkan dirinya.
Afterall, kita semua sudah pasti menanti mati, siap tidak siap akan menghampiri, jadi ayo segerakan berhijab syar'i dan istiqamah ya dalam ketaatan bagi yang sudah berhijab syar'i. (Hijab Alila).
Atau seorang Muslimah yang menanti pasangan hidupnya, Imam yang kelak akan menjadi penuntun dirinya ke surga, dan mengawal dirinya dari neraka, Imam yang karenanya Allah sampaikan ridha.
Maka penantian sejati bukanlah hanya menanti membuang waktu, tapi melakukan persiapan, melakukan pemantasan diri, melakukan ketaatan. Sebagaimana ayah yang bekerja keras di usaha yang halal dalam penantian itu, sebagaimana ibu yabg menyiapkan masakan dan dandanan menanti ayah, sebagaimana pedagang menyiapkan jualannya saat menanti pembeli.
Semua dari kita menanti sesuatu, tapi tak semua menyiapkan dirinya.
Afterall, kita semua sudah pasti menanti mati, siap tidak siap akan menghampiri, jadi ayo segerakan berhijab syar'i dan istiqamah ya dalam ketaatan bagi yang sudah berhijab syar'i. (Hijab Alila).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar