"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 09 Juli 2015

Tak Sudi Bakhil

TIME TUNNEL. Pada pertemuan terakhirku beberapa waktu lalu dengan  saudara Muslim Madinah pekerja usaha dagang sahabat Rasulullah s.a.w., Abdur-Rahman bin 'Auf. Ku coba sempatkan menggali lebih jauh tentang perihidup beliau lebih dalam dari yang aku ketahui sebelumnya.
Beliau orang Quraisy dari Banu Zuhrah dan masih paman Rasulullah s.a.w. dari pihak ibu. Di zaman jahiliah beliau bernama Abu Amr atau Abdul-Ka'bah. Perawakannya berwajah tampan, putih kemerahan, berkulit lembut halus, telapak tangan yang tebal dengan jari-jari yang panjang dan bila berjalan tampak sedikit membungkuk. Beliau lahir 10 tahun sesudah tahun Gajah (570 M). Setelah masuk Islam oleh Rasulullah beliau diberi nama Abdur-Rahman dan sudah menjalani dua hijrah; ke Abisinia dan ke Madinah. Beliau salah seorang pejuang Badr, dalam perang Uhud mengalami luka-luka dan membuat kakinya sedikit pincang bila berjalan. Beliau salah satu dari 10 orang yang masuk syurga "al-'asyarah al-mubasysyarah".
Sejak semula beliau memang orang kaya, seorang pedagang yang jujur, sehingga menjadi kepercayaan orang dan menjadikannya beruntung. Ketika hendak hijrah ke Madinah, beliau berkesempatan tawaf di Ka'bah dan berdo'a : "Ya Allah, jauhkan aku dari sifat bakhil." Dan hartanya pun disita oleh musrik Quraisy menjelang hijrah ke Madinah.
Di Madinah beliau dipersaudarakan dengan Sa'd bin Rabi' al-Khazraji.
----------------
Inspirasi :
Usman bin 'Affan, Muhammad Husain Haekal, Penerbit PT. Pustaka Litera AntarNusa Jakarta, Cetakan Kedelapan, Juni 2010.
Ali bin Abi Talib, Ali Audah, Penerbit  PT. Pustaka Litera AntarNusa Jakarta, Cetakan Ketujuh, Juni 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar