"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 04 Maret 2016

Karena Allah Ta'ala

Dalam taat, susah itu bisa dinikmati. Dalam taat, bahagia itu hari-hari. Namun dalam maksiat, nikmat itu tak terasa. Dalam maksiat, hari-hari itu sengsara.
Rumah tangga atas dasar selain karena Allah, itu sungguh melelahkan. Disibukkan oleh perbedaan yang seolah tak pernah ada penyelesaian. Sebelum pernikahan semua terlihat sempurna, semua terlihat wajar. Semuanya berubah setelah akad, tiba-tiba semua berebut merasa benar. Itu rumah tangga tanpa visi, rumah tangga yang bukan Allah dituju. Aku selalu benar, dan semua salah itu bukan aku, semua salah itu kamu.
Namun bila rumah tangga karena Allah, Allah yang menyatukan mereka. Saat susah ditertawakan berdua, bila nikmat disyukuri bersama-sama. Sang istri ingin memudahkan suaminya, sementara suami ingin memanjakan istrinya.
Apa syaratnya disatukan Allah? ketaatan itulah kuncinya. Menjauh dari maksiat, dosa, dan apapun yang dilarang oleh-Nya. Saat itulah "cinta karena Allah" bukan lagi teori di lidah, tapi sudah merasuk dalam jiwa, mengalir di tiap pembuluh darah. Semua "cinta karena Allah", tiada lagi yang lebih indah. (Ustadz Felix Siauw).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar