Jabir r.a. berkata : Seorang Badwi datang kepada Nabi s.a.w. bertanya : Apakah yang dapat memastikan orang masuk sorga atau neraka itu? Jawab Nabi s.a.w. : Siapa yang mati, tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun pasti akan masuk sorga. Dan siapa yang mati, menyekutukan Allah dengan sesuatu pasti akan masuk neraka. (HR. Muslim).
Anas r.a. berkata : Ketika Mu’adz menggonceng di belakang kendaraan Nabi s.a.w., maka Nabi s.a.w. memanggil : Hai Mu’adz ! Mu’adz menyambut : Labbaika ya Rasulullah wasa’daika. Nabi mengulangi panggilannya itu sampai tiga kali, dan Mu’adz juga mengulangi sambutannya itu tiga kali. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda : Tiada seorang yang mempercayai bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, dengan benar sungguh-sungguh dan dalam hatinya melainkan pasti diharamkan oleh Allah orang itu dari api neraka. Berkata Mu’adz : Ya Rasulullah, bolehkah saya memberitahukan kabar ini pada semua orang supaya gembira? Sabda Nabi : Kalau mereka ketahui mungkin mereka lengah sembrono (kalau demikian mereka akan sembrono). Maka keterangan ini dikabarkan oleh Mu’adz ketika hampir mati, kuatir berdosa menyembunyikan ilmu itu. (HR. Buchary dan Muslim).
--------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 364-365.
Anas r.a. berkata : Ketika Mu’adz menggonceng di belakang kendaraan Nabi s.a.w., maka Nabi s.a.w. memanggil : Hai Mu’adz ! Mu’adz menyambut : Labbaika ya Rasulullah wasa’daika. Nabi mengulangi panggilannya itu sampai tiga kali, dan Mu’adz juga mengulangi sambutannya itu tiga kali. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda : Tiada seorang yang mempercayai bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, dengan benar sungguh-sungguh dan dalam hatinya melainkan pasti diharamkan oleh Allah orang itu dari api neraka. Berkata Mu’adz : Ya Rasulullah, bolehkah saya memberitahukan kabar ini pada semua orang supaya gembira? Sabda Nabi : Kalau mereka ketahui mungkin mereka lengah sembrono (kalau demikian mereka akan sembrono). Maka keterangan ini dikabarkan oleh Mu’adz ketika hampir mati, kuatir berdosa menyembunyikan ilmu itu. (HR. Buchary dan Muslim).
--------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 364-365.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar