Denah Asal |
Rumah miliki bapak Budi Dermawan Bukit Permata Puri, Semarang sebelumnya telah memiliki dan menempati Rumah A dan rumah B adalah rumah yang baru dibelinya, yang sudah direnovasi bagian belakangnya (rumah seperti denah terlampir). Keduanya bersebelahan dan merupakan tipe 36 / 75 m2. Jalan di depan rumah berbentuk miring sekitar 100 ke arah rumah A. Beliau menginginkan ada kamar utama yang agak besar, 2 kamar anak, kamar tamu, ruang keluarga, ruang tamu, ruang makan, dak jemuran, dan kamar pembantu.
Dan sebagai arsiteknya Wijoyo Hendromartomo mencoba memberikan saran meski bapak Budi Dermawan hanya menyebutkan kemiringan jalan yang sekitar 100 dan tidak menjelaskan apakah kedua rumah tersebut memiliki ketinggian lantai (peil) yang sama atau tidak. Sebab, apabila masing-masing rumah memiliki perbedaan ketinggian, pasti saat renovasi juga akan berbeda. Untuk memudahkannya, sang Arsitek mengasumsikan kedua rumah memiliki ketinggian sama, mengingat kemiringan jalan hanya sedikit. Namun, seandainya berbeda, sang Arsitek menyarankan kepada bapak Budi Dermawan untuk mengurug salah satu rumahnya agar memiliki ketinggian yang sama setelah dinding pembatas dibuka. Rumah dengan ketinggian lantai yang sama memberikan kesan lebih luas dibandingkan rumah yang memiliki ketinggian lantai berbeda-beda.
Dalam membagi zona, sang Arsitek tetap mempertahankan posisi ruang-ruang tidur di samping kedua rumah, agar di bagian tengah rumah —yang merupakan pertemuan kedua rumah— dapat menjadi ruang yang lega, terbuka, dan lebih luas. Hanya saja, bapak Budi Dermawan harus membuat kamar mandi baru sebab kamar mandi sebelumnya akan berada di tengah rumah apabila tidak dipindahkan.
Secara keseluruhan, denah rumah bapak Budi Dermawan terlihat seolah-olah simetris. Pintu masuk utama dan servis berada di posisi yang berhadapan, lalu setelah masuk ada hall di tengah ruang keluarga dan ruang makan. Sementara itu, di kiri dan kanan belakangnya adalah ruang-ruang tidur. Begitu juga dengan denah lantai atasnya; kamar tidur menempati sisi rumah di antara hall ruang santai dan void rumah.
Dan sebagai arsiteknya Wijoyo Hendromartomo mencoba memberikan saran meski bapak Budi Dermawan hanya menyebutkan kemiringan jalan yang sekitar 100 dan tidak menjelaskan apakah kedua rumah tersebut memiliki ketinggian lantai (peil) yang sama atau tidak. Sebab, apabila masing-masing rumah memiliki perbedaan ketinggian, pasti saat renovasi juga akan berbeda. Untuk memudahkannya, sang Arsitek mengasumsikan kedua rumah memiliki ketinggian sama, mengingat kemiringan jalan hanya sedikit. Namun, seandainya berbeda, sang Arsitek menyarankan kepada bapak Budi Dermawan untuk mengurug salah satu rumahnya agar memiliki ketinggian yang sama setelah dinding pembatas dibuka. Rumah dengan ketinggian lantai yang sama memberikan kesan lebih luas dibandingkan rumah yang memiliki ketinggian lantai berbeda-beda.
Dalam membagi zona, sang Arsitek tetap mempertahankan posisi ruang-ruang tidur di samping kedua rumah, agar di bagian tengah rumah —yang merupakan pertemuan kedua rumah— dapat menjadi ruang yang lega, terbuka, dan lebih luas. Hanya saja, bapak Budi Dermawan harus membuat kamar mandi baru sebab kamar mandi sebelumnya akan berada di tengah rumah apabila tidak dipindahkan.
Secara keseluruhan, denah rumah bapak Budi Dermawan terlihat seolah-olah simetris. Pintu masuk utama dan servis berada di posisi yang berhadapan, lalu setelah masuk ada hall di tengah ruang keluarga dan ruang makan. Sementara itu, di kiri dan kanan belakangnya adalah ruang-ruang tidur. Begitu juga dengan denah lantai atasnya; kamar tidur menempati sisi rumah di antara hall ruang santai dan void rumah.
Lantai 1
1. Carport
2. Teras
3. Ruang Tamu
4. Ruang Keluarga
5. Ruang Makan
6. Ruang Tidur Utama
7. Kamar Mandi
8. Dapur
9. Ruang Tidur Tamu
1. Carport
2. Teras
3. Ruang Tamu
4. Ruang Keluarga
5. Ruang Makan
6. Ruang Tidur Utama
7. Kamar Mandi
8. Dapur
9. Ruang Tidur Tamu
Lantai 2
10. Ruang santai / Hall
11. Ruang Tidur Anak 1
12. Kamar Mandi
13. Ruang Tidur Anak 2
14. Ruang Tidur Pembantu
15. Ruang Jemur dan Setrika
16. Ruang Cuci
17. Kamar Mandi
10. Ruang santai / Hall
11. Ruang Tidur Anak 1
12. Kamar Mandi
13. Ruang Tidur Anak 2
14. Ruang Tidur Pembantu
15. Ruang Jemur dan Setrika
16. Ruang Cuci
17. Kamar Mandi
---------------------------------------------------------------
Tabloid RUMAH, Edisi 28 September – 11 Oktober 2004, halaman 28.
Tabloid RUMAH, Edisi 28 September – 11 Oktober 2004, halaman 28.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar