Malam harinya angin topan bertiup kencang sekali, disertai oleh hujan yang turun dengan lebatnya. Bunyi petir menderu-deru diseling oleh halilintar yang sambung menyabung. Tiba-tiba angin topan itu bertiup kencang sekali dan kuali-kuali tempat mereka masak terbalik belaka. Sekarang timbul rasa takut dalam hati. Terbayang oleh mereka bahwa kaum Muslimin akan mengambil kesempatan ini untuk menyerang dan menghantam mereka. Ketika itu Tulaiha bin Khuailid tampil seraya berteriak : “Muhammad telah mendahului menyerang kita. Selamatkan dirimu! Selamatkan!”
“Saudara-saudara dari Quraisy”, kata Abu Sufyan. “Tidak layak lagi kita tinggal lama-lama di tempat ini. Pasukan kita yang terdiri dari kuda dan unta sudah binasa, Banu Quraiza sudah tidak menepati janjinya lagi dengan kita, bahkan kita mendengar hal-hal dari mereka yang tidak menyenangkan hati. Ditambah lagi kita menghadapi angin yang begitu dahsyat. Maka lebih baik pulang sajalah. Saya pun akan berangkat pulang.”
AHZAB BERANGKAT PULANG
Di tengah-tengah angin yang masih bertiup kencang, rombongan itu berangkat dengan membawa perbekalan seringan mungkin, diikuti oleh Ghatafan dan kelompok-kelompok lainnnya.
Keesokan harinya sudah tidak seorang juga yang dijumpai oleh Muhammad di tempat itu. Ia pun lalu kembali pulang ke Medinah bersama-sama umat Islam yang lain. Mereka bersama-sama menyatakan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Tuhan, karena mereka telah terhindar dari segala mara bahaya, orang-orang beriman itu tidak sampai terlibat dalam pertempuran.
Setelah pihak Ahzab berangkat pulang, Muhammad kembali memikirkan keadaannya. Tuhan telah menyelamatkannya dari musuh yang selama ini mengancamnya. Tetapi sungguhpun begitu pihak Yahudi dapat saja mengulang kembali peristiwa semacam itu, dapat saja mereka mencari kesempatan lain, tidak lagi pada musim dingin yang begitu dahsyat seperti dalam tahun ini, yang telah merupakan bantuan Tuhan dalam menghancurkan pihak musuh. Di samping itu, kalaupun tidak karena Ahzab telah pergi, dan peristiwa perpecahan di pihaknya sendiri telah terjadi, niscaya Banu Quraiza itu sudah siap-siap pula turun ke Medinah, akan menghantam dan akan memberikan segala macam bantuan dalam menghancurkan kaum Muslimin.
-------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 354-355.
“Saudara-saudara dari Quraisy”, kata Abu Sufyan. “Tidak layak lagi kita tinggal lama-lama di tempat ini. Pasukan kita yang terdiri dari kuda dan unta sudah binasa, Banu Quraiza sudah tidak menepati janjinya lagi dengan kita, bahkan kita mendengar hal-hal dari mereka yang tidak menyenangkan hati. Ditambah lagi kita menghadapi angin yang begitu dahsyat. Maka lebih baik pulang sajalah. Saya pun akan berangkat pulang.”
AHZAB BERANGKAT PULANG
Di tengah-tengah angin yang masih bertiup kencang, rombongan itu berangkat dengan membawa perbekalan seringan mungkin, diikuti oleh Ghatafan dan kelompok-kelompok lainnnya.
Keesokan harinya sudah tidak seorang juga yang dijumpai oleh Muhammad di tempat itu. Ia pun lalu kembali pulang ke Medinah bersama-sama umat Islam yang lain. Mereka bersama-sama menyatakan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Tuhan, karena mereka telah terhindar dari segala mara bahaya, orang-orang beriman itu tidak sampai terlibat dalam pertempuran.
Setelah pihak Ahzab berangkat pulang, Muhammad kembali memikirkan keadaannya. Tuhan telah menyelamatkannya dari musuh yang selama ini mengancamnya. Tetapi sungguhpun begitu pihak Yahudi dapat saja mengulang kembali peristiwa semacam itu, dapat saja mereka mencari kesempatan lain, tidak lagi pada musim dingin yang begitu dahsyat seperti dalam tahun ini, yang telah merupakan bantuan Tuhan dalam menghancurkan pihak musuh. Di samping itu, kalaupun tidak karena Ahzab telah pergi, dan peristiwa perpecahan di pihaknya sendiri telah terjadi, niscaya Banu Quraiza itu sudah siap-siap pula turun ke Medinah, akan menghantam dan akan memberikan segala macam bantuan dalam menghancurkan kaum Muslimin.
-------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 354-355.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar