TIME TUNNEL. Melanjutkan kisah perjalananku menyusuri lorong waktu yang lalu. Inilah kisah pernikahan Zaid bin Haritsah yang bisa aku bagi ceritakan.
* * *
Ketika masih berada di Mekah, Rasulullah ﷺ berkeinginan menghilangkan segala macam pertimbangan yang masih berkuasa dalam jiwa mereka hanya atas dasar ashabia (fanatisma) itu. Beliau ingin supaya orang mengerti bahwa orang Arab tidak lebih tinggi dari yang bukan orang Arab, kecuali dengan takwa (QS. 49 : 13). Dan karenanya Rasulullah ﷺ ingin Zainab binti Jahsy, sepupunya sendiri itu yang menghancurkan adat-lembaga Arab yang sudah men-tradisi. Setelah turun QS. 33 : 36 tak ada pilihan lain bagi Abdullah bin Jahsy dan Zainab binti Jahsy selain tunduk menerima. Dan Zaid bin Haritsah pun dikawinkan kepada Zainab binti Jahsy.
Tetapi sesudah Zainab binti Jahsy menjadi istri Zaid bin Haritsah ternyata ia tidak mudah dikendalikan dan tidak mau tunduk malah mengganggu Zaid bin Haritsah,; membanggakan diri dari segi keturunan. Sikap ini oleh Zaid bin Haritsah berkali-kali diadukan kepada Rasulullah ﷺ dan meminta izin untuk menceraikannya, tetapi Rasulullah ﷺ senantiasa berpesan untuk menjaga baik-baik dan hendaklah takut kepada Allah. Kemudian dengan turunnya ayat QS. 33 : 37, bersyukurlah Zaid bin Haritsah.
Setelah peristiwa hijrah ke Madinah dan mendengar sabda Rasulullah ﷺ, "Barangsiapa yang ingin menikah dengan wanita ahli jannah, maka hendaklah menikahi Ummu 'Aiman".
--------------------
Inspirasi :
Hayat Muhammad (Sejarah Hidup Muhammad), Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990.
Nisaa' Haular Rasul (Mengenal Shahabiah Nabi S.A.W.), Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi, Penerbit At-Tibyan Solo.
Nisaa' Haular Rasul (Mengenal Shahabiah Nabi S.A.W.), Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi, Penerbit At-Tibyan Solo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar