"Karena gue susah, gue jadi gak punya waktu buat shalat". Kebalik, bisa jadi karena lu gak shalat, lu jadi orang susah.
"Kalo gue gak sibuk, gue pasti baca Al-Qur'an tiap hari". Kebalik, kalau lu baca Al-Qur'an tiap hari, lu ga bakal merasa sibuk, tenang adem.
"Kalo Allah kasi gue yang gue mau, gue mau berubah". Lu hamba, Allah yang Tuhan, ibadah dulu baru minta, jangan kebalik-balik.
"Jangan belagu deh, orang gak sholat juga banyak kaya". Kebalik, orang yang kaya juga banyak yang sholat, lu miskin, males lagi.
Padahal, kaya-miskin itu bukan penentu kemuliaan, keduanya ujian. Tapi seringkali orang jadikan kaya-miskin jadi penghalang ibadah.
Padahal mudah dan susah itu sama-sama ada bagiannya, dan ibadah yang susah, itu lebih besar pahalanya.
Padahal, kalau susah ya harusnya bergantung pada Allah ta'ala, bukannya malah menjauhi Allah ta'ala, malah tambah susah.
Dalam Islam, semua kondisi bisa dinikmati, tergantung penyikapannya. Maka semua bisa berpotensi jadi pahala, bisa jadi kebaikan semuanya.
Hidup syukur, mati ya dikubur, miskin ilmuwan, kaya dermawan, sakit hapus dosa, sehat buat pahala. Asal ada iman semua bisa diatur, maknyuss.
Ada rezeki alhamdulillah, nggak ada rezeki berarti Allah ta'ala kangen, kita mau dipanggil. Asal halal, nggak ada ketakutan, semua tenang.
Islam itu menenangkan, punya jodoh hepi, jomblo ya maudy (maudykata apa lagi..) hehehe.. Maksudnya, asal beriman ya nggak papa..
Yuk rajin deketin Allah, minta apapun sama Allah, makin banyak makin bagus. Dikabulkan syukur, gak dikabulkan ya minta lagi..
Minta kebaikan Allah di dunia, kalau nggak disegerakan di dunia minta semua ditahan aja nanti di surga, semuanya baik kan..
Ya sudah gitu aja, hidup dibawa Islam aja. Semuanya dibawa ta'at aja, gue mah gitu aja orangnya.
(Ustadz Felix Siauw ; 12 Mei 2015, pukul 21 : 36 WIB.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar