Saat ngaso di Masjid Candi Lama Semarang beberapa waktu yang lalu, sembari menunggu adzan sholat wajib aku menyempatkan diri membaca buku "Tafsir
Al-Azhar Juzu’ 6" karya Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan Buya Hamka. Pada halaman 299-300 aku terusik dengan tulisan tentang cara-cara para zending dan orientalis menghadapi Islam.
Sebelumnya aku mencoba mencari tahu tentang apa itu zending dan apa itu orientalis.
Misionaris / Zending (dari
bahasa Belanda yang artinya pengutusan) ditujukan untuk penyebaran agama
Kristen melalui kabar keselamatan yang diberikan Allah kepada seluruh
dunia. Misionaris adalah seorang pendakwah Katolik sedangkan zending
adalah pendakwah Protestan. (sumber : Wikipedia).
Orientalis
adalah sekelompok atau golongan yang berasal dari bangsa-bangsa barat
(eropa) yang berkonsentrasi atau memfokuskan diri dalam mempelajari
kajian ketimuran, khususnya dalam hal keilmuan, peradaban dan agama,
terutama pada Negara Arab, Cina dan India. Secara sederhana kata
orientalis bisa diartikan “seorang yang melakukan kajian tentang
masalah-masalah ketimuran, mulai dari sastra, bahasa sejarah
antropologi, sosiologi, psikologi sampai agama dengan menggunakan
paradigma konklusi yang distortif tentang objek kajian yang dimaksud.
(sumber : Penjaga Impian).
Inilah cara-cara yang dilakukan oleh zending-zending dan orientalis-orientalis Kristen untuk menghadapi Islam :
- Nabi Muhammad itu adalah kepala perampok,
- Muhammad itu adalah orang yang goblok, karena tidak pandai menulis dan membaca.
- Al-Qur’an itu bukan wahyu Ilahi, melainkan hanya dikarang oleh Muhammad (padahal tadi menurut ilmiah, Muhammad itu bodoh karena tidak pandai tulis-baca. Tetapi dengan ilmiah pula dikatakan bahwa al-Qur’an itu hanya karangan Muhammad).
- Muhammad mengharamkan babi, sebab menurut ilmiah Muhammad sangat suka dengan babi.
- Agama Islam hanya cocok buat orang Arab tukang unta.
- Agama Islam disebarkan dengan kekerasan pedang.
- Agama Islam biadab, sebab dia menyuruh orang kawin sampai berempat.
- Ketika dalam perlawatannya ke Syam, Muhammad itu pernah berguru agama Kristen kepada seorang pendeta Kristen yang telah murtad, sebab itu agama Islam adalah “Plagiat” dari Muhammad terhadap agama Kristen dan Yahudi, lalu diputar baliknya disana sini.
- Kalau orang Islam di negeri Islam hendak maju, hendaklah mereka tinggalkan Islam. “Coba tengok orang barat !, mereka lebih maju karena mereka Kristen”.
- Ditanamkan perasaan rendah harga diri dalam negeri-negeri terjajah.
- Diajarkan agama Islam dalam sekolah-sekolah pemerintah penjajah, yang dikarang oleh orientalis, sehingga orang Islam yang bersekolah di sana mendapat penerangan tentang agama Islam dari musuh-musuh Islam sampai kebanyakan mereka mengejek pula bagi agama pusaka nenek moyangnya sendiri.
- Diajarkan secara halus apa yang dinamakan Nasionalisme. Dan hendaklah Nasionalisme diputuskan dengan Islam. Sebab itu bangsa Indonesia hendaklah lebih mencintai Gajah Mada daripada mencintai Raden Patah. Orang Mesir lebih memuja Fir’aun daripada mengagungkan sejarah Islam.
Dengan cara begini mereka
mengharap bahwa yang akan mempermainkan Islam dan mengejek Islam ialah
orang Islam sendiri. Sampai kepada yang kecil-kecil datang ejekan kepada
segala yang berbau Islam. Sampai mata orang senang melihat jubah orang
Katholik dan mengejek melihat serban dan jubah Haji.
-------------------------------
Tafsir
Al-Azhar Juzu’ 6, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka),
Penerbit PT. Pustaka Panjimas, cetakan September 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar