Ibnu Umar r.a. berceritera yang akhirnya ia berkata : Maka kami mendekat kepada Nabi s.a.w. dan mencium tangannya. (HR. Abu Dawud).
Riwayatnya :
Ketika kami dalam suatu peperangan melarikan diri, kemudian setelah kami berunding, apakah yang harus kami kerjakan, sedang kami telah lari dari perang dan pula telah mendapat murka Allah, maka kami mengambil putusan akan kembali ke kota Madinah, serta menghadap langsung kepada Nabi s.a.w. apabila masih ada jalan untuk bertobat, kami akan menetap (di Madinah) kalau tidak ada jalan untuk bertobat, maka kita pergi saja. (meninggalkan kota Madinah). Maka masuklah kami ke kota Madinah pada malam hari, dan subuh sebelum fajar kami sudah duduk di masjid menantikan Rasulullah s.a.w. ketika Rasulullah keluar segeralah kami berdiri menyambut sambil berkata : Kamilah yang melarikan diri dalam peperangan. Maka Nabi s.a.w. menghadap kepada kami sambil berkata : Bahkan kamulah yang tetap berjuang dan menyerang musuh. Dan ketika kami mendengar jawaban yang demikian dan Nabi s.a.w. segera kami mendekat kepada Nabi s.a.w. mencium tangan Nabi s.a.w. (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 56-57.
Riwayatnya :
Ketika kami dalam suatu peperangan melarikan diri, kemudian setelah kami berunding, apakah yang harus kami kerjakan, sedang kami telah lari dari perang dan pula telah mendapat murka Allah, maka kami mengambil putusan akan kembali ke kota Madinah, serta menghadap langsung kepada Nabi s.a.w. apabila masih ada jalan untuk bertobat, kami akan menetap (di Madinah) kalau tidak ada jalan untuk bertobat, maka kita pergi saja. (meninggalkan kota Madinah). Maka masuklah kami ke kota Madinah pada malam hari, dan subuh sebelum fajar kami sudah duduk di masjid menantikan Rasulullah s.a.w. ketika Rasulullah keluar segeralah kami berdiri menyambut sambil berkata : Kamilah yang melarikan diri dalam peperangan. Maka Nabi s.a.w. menghadap kepada kami sambil berkata : Bahkan kamulah yang tetap berjuang dan menyerang musuh. Dan ketika kami mendengar jawaban yang demikian dan Nabi s.a.w. segera kami mendekat kepada Nabi s.a.w. mencium tangan Nabi s.a.w. (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 56-57.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar