Besar dugaan bahwa pergolakan Ansi itu terjadi pada akhir masa Rasulullah. Benar tidaknya dugaan ini, yang jelas terjadinya itu pada masa Abu Bakr. Cerita pemberontakan seperti yang dituturkan paru sejarawan itu termasuk aneh, yang cukup meminta perhatian kita, dan sekaligus dapat mengungkapkan segi-segi psikologisnya. Hal ini mendorong orang untuk memikirkannya lebih dalam.
Dari beberapa utusan Rasulullah yang dikirim kepada para raja, ada seorang di antaranya yang diutus kepuda Kisra Persia, mengajaknya masuk Islam. Setelah surat Nabi itu diterjemahkan. Kisra sangat berang, dan memerintahkan kepada Bazan (Badhan), penguasa Persia di Yaman supaya kepala orang yang di Hijaz itu dikirimkan kepadanya. Ketika itu Rumawi sudah dapat mengalahkan Kisra dan keadaannya pun memang sudah lemah.
Setelah Bazan menerima surat atasannya itu, dikirimkannya surat itu kepada Muhammad, dan Muhammad juga membalas dengan memberitahukan bahwa Syiruya (Khavad II) sekarang sudah menggantikan Kisra bapaknya, dan sekaligus dimintanya ia menganut Islam dan tetap sebagai penguasanya di Yaman. Berita kekacauan di Persia dan Syiruya yang naik takhta serta kemenangan Rumawi atas Persia itu sudah pula sampai kepada Bazan. Oleh karena itu dengan cepat ia menerima seruan Muhammad, dan orang Persia itu sekarang bertindak sebagai wakil Nabi atas bangsa Yaman, setelah sebelumnya sebagai wakil Persia.
Sesudah Bazan meninggal kekuasaannya oleh Rasulullah diberikan kepada beberapa orang, di antaranya Syahr Bazan diberi tugas tanggung jawab atas kota Sana dan sekitarnya. Ada pula orang-orang Yaman sendiri dan yang lain sahabat-sahabat Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam dari Medinah. Sementara para penguasa itu sedang mengatur daerahnya masing-masing, tiba-tiba datang surat dari Aswad al-Ansi mengancam agar mereka menyerahkan semua kekuasaan itu ke tangannya, sebab dialah yang lebih berhak. Dari sinilah kemudian timbul gejala fitnah dan kekacauan yang pertama.
Aswad ini seorang dukun yang tinggal di Yaman bagian selatan, seorang tukang sihir yang dapat membuat bermacam-macam muslihat, dan mempengaruhi penduduk dengan kata-katanya. Ia mendakwakan diri nabi dan juga menamakan dirinya “Rahman,” sama halnya dengan Musailimah yang menamakan dirinya “Rahman Yamamah.” Ia mengaku memelihara setan yang dapat mengalahkan segala macam, dan juga dapat mengalahkan segala rencana musuh. Ia tinggal dalam sebuah gua Khabban di Mazhij. Orang-orang awam dalam jumlah besar banyak yang datang kepadanya karena tertarik pada kata-katanya, dan terpesona oleh apa yang katanya adalah perkataan setannya.
Aswad mengepalai kelompok itu setelah ia membuat kerusuhan. Ia pergi ke Najran dan menyingkirkan Khalid bin Said dan Amr bin Hazm wakil Muslimin di daerah itu. Penduduk Najran yang merasa terpesona oleh kemenangan Aswad segera bergabung. Mereka sama-sama pergi ke San’a dan ia berhadapan dengan Syahr bin Bazan yang kemudian dibunuhnya dan pasukannya dikalahkan. Kaum Muslimin yang tinggal di kota itu lari, dipimpin oleh Mu’az bin Jabal, menyusul Khalid bin Sa’id dan Amr bin Hazm ke Medinah. Dengan kemenangannya itu Aswad menjadi raja Yaman. Sekarang orang-orang dari pedalaman dan dari kota, dan sahara Hadramaut, Ta’if, Bahrain dan Ahsa sampai ke Aden tunduk di bawah perintahnya.
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 63 - 65.
Dari beberapa utusan Rasulullah yang dikirim kepada para raja, ada seorang di antaranya yang diutus kepuda Kisra Persia, mengajaknya masuk Islam. Setelah surat Nabi itu diterjemahkan. Kisra sangat berang, dan memerintahkan kepada Bazan (Badhan), penguasa Persia di Yaman supaya kepala orang yang di Hijaz itu dikirimkan kepadanya. Ketika itu Rumawi sudah dapat mengalahkan Kisra dan keadaannya pun memang sudah lemah.
Setelah Bazan menerima surat atasannya itu, dikirimkannya surat itu kepada Muhammad, dan Muhammad juga membalas dengan memberitahukan bahwa Syiruya (Khavad II) sekarang sudah menggantikan Kisra bapaknya, dan sekaligus dimintanya ia menganut Islam dan tetap sebagai penguasanya di Yaman. Berita kekacauan di Persia dan Syiruya yang naik takhta serta kemenangan Rumawi atas Persia itu sudah pula sampai kepada Bazan. Oleh karena itu dengan cepat ia menerima seruan Muhammad, dan orang Persia itu sekarang bertindak sebagai wakil Nabi atas bangsa Yaman, setelah sebelumnya sebagai wakil Persia.
Sesudah Bazan meninggal kekuasaannya oleh Rasulullah diberikan kepada beberapa orang, di antaranya Syahr Bazan diberi tugas tanggung jawab atas kota Sana dan sekitarnya. Ada pula orang-orang Yaman sendiri dan yang lain sahabat-sahabat Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam dari Medinah. Sementara para penguasa itu sedang mengatur daerahnya masing-masing, tiba-tiba datang surat dari Aswad al-Ansi mengancam agar mereka menyerahkan semua kekuasaan itu ke tangannya, sebab dialah yang lebih berhak. Dari sinilah kemudian timbul gejala fitnah dan kekacauan yang pertama.
Aswad ini seorang dukun yang tinggal di Yaman bagian selatan, seorang tukang sihir yang dapat membuat bermacam-macam muslihat, dan mempengaruhi penduduk dengan kata-katanya. Ia mendakwakan diri nabi dan juga menamakan dirinya “Rahman,” sama halnya dengan Musailimah yang menamakan dirinya “Rahman Yamamah.” Ia mengaku memelihara setan yang dapat mengalahkan segala macam, dan juga dapat mengalahkan segala rencana musuh. Ia tinggal dalam sebuah gua Khabban di Mazhij. Orang-orang awam dalam jumlah besar banyak yang datang kepadanya karena tertarik pada kata-katanya, dan terpesona oleh apa yang katanya adalah perkataan setannya.
Aswad mengepalai kelompok itu setelah ia membuat kerusuhan. Ia pergi ke Najran dan menyingkirkan Khalid bin Said dan Amr bin Hazm wakil Muslimin di daerah itu. Penduduk Najran yang merasa terpesona oleh kemenangan Aswad segera bergabung. Mereka sama-sama pergi ke San’a dan ia berhadapan dengan Syahr bin Bazan yang kemudian dibunuhnya dan pasukannya dikalahkan. Kaum Muslimin yang tinggal di kota itu lari, dipimpin oleh Mu’az bin Jabal, menyusul Khalid bin Sa’id dan Amr bin Hazm ke Medinah. Dengan kemenangannya itu Aswad menjadi raja Yaman. Sekarang orang-orang dari pedalaman dan dari kota, dan sahara Hadramaut, Ta’if, Bahrain dan Ahsa sampai ke Aden tunduk di bawah perintahnya.
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 63 - 65.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar