"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 30 Juni 2012

YAKIN DAN TAWAKAL (1)

Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w.: Telah ditunjukkan kepadaku keadaan ummat yang dahulu, hingga saya melihat seorang Nabi dengan rombongan yang kecil, dan ada Nabi yang mempunyai pengikut satu dua orang, bahkan ada Nabi yang tiada pengikutnya. Mendadak terlihat padaku rombongan yang besar (yang banyak sekali), saya kira ummatku itu, maka diberitahukan padaku bahwa itu nabi Musa dan kaumnya, tetapi Kau lihat ke ufuk kanan dan kirimu, tiba-tiba di sana saya melihat rombongan yang besar sekali, dikatakan kepadaku : Itulah umatmu, dan disamping mereka ada tujuh puluh ribu yang masuk sorga tanpa perhitungan (hisab). Setelah itu Nabi bangun dan masuk ke rumahnya. Sehingga orang-orang sama membicarakan orang-orang yang akan masuk sorga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat : Mungkin mereka sahabat-sahabat Nabi s.a.w. Ada pula yang berpendapat : Mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah, dan pendapat lain-lain yang mereka sebut. Kemudian Rasulullah s,a.w. kembali dan bertanya : Apakah yang sedang kau bicarakan? Mereka memberitahukan segala pembicaraan mereka. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda : Mereka yang tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung, dan kepada Tuhan mereka selalu berserah (tawakal). Maka bangun Ukkasjah bin Mihshan dan berkata : Ya Rasulullah do’akan semoga Allah memasukkan saya dari golongan mereka. Jawab Nabi : Engkau termasuk golongan mereka. Kemudian berdiri pula lain orang, dan berkata : Do’akan semoga Allah menjadikan saya dari golongan mereka! Jawab Nabi : Engkau telah didahului oleh Ukkasjah.  (HR Buchary dan Muslim)

Karena segala ikhtiar yang berupa tebakan kepada ghaib menyerupai kepercayaan kepada Allah, maka Islam mendidik kepada Ummatnya supaya jangan memberi kesempatan untuk masuknya kepercayaan-kepercayaan yang tidak berdasarkan kenyataan atau fikiran yang sehat, lebih baik kesemuanya yang ghaib itu diserahkan kepada Allah, dalam pengertian tawakkal. Dan kesemuanya untuk mengurangi atau membebaskan diri dari penipuan para Dajjal yang sengaja mencari keuntungan dengan berbagai cara yang rendah dan pengecut.
--------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 99-100.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar