"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 07 Juni 2012

Hati-hatilah terhadap Kehidupan Duniawi

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوٰجِكُمْ وَأَوْلٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟ وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ 
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 64 : 14).

إِنَّمَآ أَمْوٰلُكُمْ وَأَوْلٰدُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّـهُ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): dan di sisi Allahlah pahala yang besar. (QS. 64 : 15).

فَاتَّقُوا۟ اللَّـهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا۟ وَأَطِيعُوا۟ وَأَنفِقُوا۟ خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta’atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 64 : 16).

إِن تُقْرِضُوا۟ اللَّـهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضٰعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّـهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. (QS. 64 : 17).

عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهٰدَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 64 : 18).

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 64 : 14
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat “inna min azwajikum wa auladikum ‘aduwwan lakum fahdzaruhum” (QS. 64 : 14) turun berkenaan dengan sesuatu kaum dari ahli Mekah yang masuk Islam, akan tetapi isteri-isteri dan anak-anaknya menolak hijrah ataupun ditinggal hijrah ke Madinah. Lama-kelamaan mereka pun hijrah. Sesampainya ke Madinah mereka melihat kawan-kawannya telah banyak mendapat pelajaran dari Nabi saw. Karenanya mereka bermaksud menyiksa isteri dan anak-anaknya yang menjadi penghalang untuk berhijrah. Maka turunlah ayat selanjutnya “wain ta’fu watash fahu wa taghfiru fainnallaha ghafururrahim” (QS. 64 : 14) yang menegaskan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Penyayang. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang menganggap bahwa Hadits ini shahih yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa surat at-Taghabun seluruhnya turun di Mekah, kecuali ayat “Ya ayyuhal ladzina amanu inna min azwajikum wa auladikum ‘aduwwal lakum fahdzaruhum” (QS. 64 : 14). Ayat ini (QS. 64 : 14) turun berkenaan dengan ‘Auf bin Malik al-Asyja’i yang mempunyai anak isteri yang selalu menangisinya apabila akan pergi berperang bahkan menghalanginya dengan berkata : “Kepada siapa engkau akan titipkan kami ini”. Ta merasa kasian kepada mereka dan tidak; berangkat perang. Selanjutnya ayat-ayat lainnya sampai akhir surat diturunkan di Madinah. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Atha’ bin Yasar.

Latar Belakang Turunnya Ayat QS. 64 : 16
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika turun ayat “ittaqullaha haqqa tuqatih” (QS. 3 : 102) Kaum Muslimin melakukan berbagai amal sehingga bengkak-bengkak kaki dan luka-luka dahi mereka. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (QS. 64 : 16) yang mengentengkan Kaum Muslimin. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Jubair.
-------------------------------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 942.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke -5, 1985, halaman 529 - 530.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar