"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Selasa, 24 Januari 2012

BANGSA YANG MENGAKU MEMBUNUH NABI ISA AS.

Allah berfirman  dalam QS. An-Nisa (4) : 157 ;
”Dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya , tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa!".
Bangsa Yahudi, karena keingkarannya kepada Nabi Isa as, mereka berupaya untuk membunuhnya. Bangsa Yahudi beranggapan bahwa mereka telah berhasil membunuh dan menyalib Nabi Isa sampai Wafat. Namun sebenarnya mereka tidak berhasil membunuh maupun menyalib Nabi Isa. Karena ketika mereka mengepung rumah yang menjadi tempat persembunyian Nabi Isa, dengan tiba-tiba mereka berselisih, yaitu apakah orang yang ada di depan mereka itu Isa atau bukan. Pada saat Nabi Isa terkepung masuklah seseorang yang mirip dengan beliau. Dan sebenarnya orang ini adalah murid Nabi Isa yang telah berkhianat. Di dalam Injil Mathius 26 : 31 dan Markus 14 : 28, Nabi Isa berkata kepada murid-muridnya “Kamu sekalian pada malam ini sedang dalam kebingungan”, maksudnya pada malam orang-orang Yahudi mencari Nabi Isa untuk dibunuh. Memang pada malam itu murid Isa yang bernama Yudas Askariyet, orang yang berkhianat itu, mirip benar dengan Nabi Isa. Sehingga orang Yahudi yang mengejarnya menyangka dia sebagai Nabi Isa. Bangsa Yahudi sebenarnya tidak pernah yakin telah membunuh Nabi Isa bin Maryam. Sebab mereka tidak pernah mengenalnya sendiri. injil-injii dengan terus terang menjelaskan bahwa seseorang yang diserahkan oleh orang-orang Yahudi kepada tentara musuh Isa as. adalah Yudas Askariyet. Orang inilah yang menuntun tentara musuh menuju persembunyian Nabi isa. Menurut injil Barnabas, tentara musuh ini menangkap Yudas sendiri, karena mengira dialah Isa, sebab wajahnya mirip beliau.
Bangsa Yahudi, yang karena salah penglihatan, menganggap telah membunuh dan menyalib Nabi Isa, adalah suatu kejadian yang lumrah. Sebab banyak kejadian yang serupa, yaitu salah penglihatan yang terjadi dalam banyak peristiwa. Sebagai contoh adalah peristiwa berikut ini.
Ada beberapa penulis bidang kedokteran Kehakiman dari Inggris menyebutkan satu peristiwa peradilan yang terjadi pada tahun 1539 M di Perancis. Peradilan ini menghadirkan 150 orang saksi yang mengenal seseorang yang bernama Martin Guir. 40 dari 150 yang hadir menyatakan bahwa orang tersebut benar-benar Martin. 50 orang lainnya menyatakan bukan, sedangkan selebihnya ragu-ragu apakah orang itu Martin atau bukan. Setelah dilakukan penelitian yang cermat terbukti bahwa orang tersebut bukan Martin. Karena itu 40 orang yang menya-takan sebagai Martin tertipu. Padahal pada saat itu sesungguhnya Martin tinggal bersama istrinya di tengah kerabat dan teman-temannya serta para kenalannya. Dan dia hidup 3 tahun kemudian dari peristiwa pembunuhan yang terjadi hari itu. Mereka semua menyatakan bahwa Martin benar-benar hidup. Tatkala Mahkamah menetapkan bahwa apa yang telah dilakukan sebenarnya adalah bohong berdasarkan bukti-bukti yang meyakinkan lalu pengadilan mengatakan sidang ulang pada pengadilan lain. Dalam pengadilan ini dihadirkan 30 orang saksi. 13 di antaranya bersumpah bahwa orang yang dihadapkan adalah Martin. 7 orang lainnya menyatakan bukan, dan yang lainnnya ragu-ragu.
Dengan membandingkan peristiwa Nabi Isa as. dengan kasus Martin Guir, kita dapat memperoleh kesimpulan bahwa pengakuan bangsa Yahudi berhasil membunuh Nabi Isa dan menyalibnya adalah dusta belaka.
--------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 153 - 155

Tidak ada komentar:

Posting Komentar