Dalam masyarakat China dahulu pada umumnya manusia hidup dalam kerusakan dan kebiadaban. Masyarakatnya lebih dekat kepada masyarakat binatang daripada
masyarakat manusia. Mereka berzina tanpa merasa tabu dan malu, sehingga banyak anak-anak yang diketahui ibunya akan tetapi tidak diketahui siapa bapaknya. Tiada yang dapat diperbuat oleh wanita pada masyarakat China melainkan menunggu perintah dan melaksanakannya tanpa menolak.
Dalam masyarakat China dahulu, yang terkenal berperadaban kuat, maka bagi seorang ayah sebagaimana telah menjadi kebiasaan umum, tidak memberikan warisan pada anak perempuan. Tidak boleh bagi wanita menuntut atau meminta harta ayahnya sedikitpun selagi dia bukan seorang laki-laki. Mereka menyerupakan wanita dengan racun yang merusak kebahagiaan dan harta.
-----------
NISAA' HAULAR RASUL, Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi (Para Penulis), MENGENAL SHAHABIAH NABI S.A.W. (Edisi Indonesia), Abu Umar Abdullah Asy Syarif (Penterjemah), At-Tibyan Solo, halaman 20
masyarakat manusia. Mereka berzina tanpa merasa tabu dan malu, sehingga banyak anak-anak yang diketahui ibunya akan tetapi tidak diketahui siapa bapaknya. Tiada yang dapat diperbuat oleh wanita pada masyarakat China melainkan menunggu perintah dan melaksanakannya tanpa menolak.
Dalam masyarakat China dahulu, yang terkenal berperadaban kuat, maka bagi seorang ayah sebagaimana telah menjadi kebiasaan umum, tidak memberikan warisan pada anak perempuan. Tidak boleh bagi wanita menuntut atau meminta harta ayahnya sedikitpun selagi dia bukan seorang laki-laki. Mereka menyerupakan wanita dengan racun yang merusak kebahagiaan dan harta.
-----------
NISAA' HAULAR RASUL, Mahmud Mahdi Al Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy Syalabi (Para Penulis), MENGENAL SHAHABIAH NABI S.A.W. (Edisi Indonesia), Abu Umar Abdullah Asy Syarif (Penterjemah), At-Tibyan Solo, halaman 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar