Tadahkanlah tanganmu, dan rendahkanlah dirimu.
Menangislah bila perlu, akui segala dosamu.
Bertaubatlah ... bertaubatlah .... dengan hati sesungguhnya.
Mohonlah pengampunan-Nya, pada Tuhan Yang Kuasa.
Sebuah penggalan syair lagu "Pintu Taubat"-nya Ida Laila tak pelak mengingatkanku pada Rasulullah ﷺ yang terekam oleh beberapa sahabat sedang menangis.
Menangislah untuk hal yang perlu seperti yang Rasulullah ﷺ syari'atkan. Dikisahkan oleh Ibn Mas’ud r.a. ketika Rasulullah ﷺ ingin mendengarkan lantunan ayat-ayat Qur’an darinya. Maka ketika sampai bacaannya di ayat 41 surat An-Nisaa' (4) yang berbunyi : "Fakaifa idza ji'na min kulli ummatin bisyahidin, wa ji'na bika ala haa'ulla'i syahida" (Bagaimanakah bila Kami telah mendatangkan kau sebagai saksi atas semua mereka itu). Nabi ﷺ meminta Ibnu Mas’ud r.a. menghentikan bacaannya dan terlihat air mata berlinang dari kedua mata beliau.
Dikisahkan pula oleh Abdullah bin Asy-Syikh-khir r.a. pernah mendatangi Rasulullah ﷺ saat sholat, terdengar olehnya nafas tangis dengan suara bagaikan air mendidih dalam bejana.
Mungkin terlalu sayangmu wahai Rasulullah pada kami, memikirkan ummatmu
ini, tetapi kami yang masih suka tak peduli dengan kasih sayangmu.
Tak henti-hentinya selalu berharap agar Allah ta'ala ridhoi aku berada dalam golongan insan yang rajin dalam ibadat dengan hati yang merindui masjid dan menangis sendirian tatkala dzikrullah. Serta menjadikanku ummat-nya Rasulullah ﷺ yang menyedikitkan tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar