"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 17 April 2016

Berdo'a Penuh Keyakinan

Jika engkau berdo'a, sementara hatimu lalai, bagaimana engkau berharap do'amu akan dikabulkan-Nya? Engkau meminta, tapi hati lalai meyakini sifat pemurah-Nya. Bahkan lalai terhadap apa yang dimintakan kepada-Nya. Engkau memohon kepada-Nya atas harap inginmu yang begitu kuat, tetapi memuji-Nya pun terasa begitu berat; terkalahkan oleh hasrat untuk segera mendapat apa engkau harap kuat-kuat. Adakalanya do'a itu bahkan disertai tangis yang hebat, tetapi tak ada keyakinan kuat yang melekat saat bermunajat kepada-Nya. Hati lalai, iman berkarat. Padahal, bukankah Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kita tentang tertolaknya do'a dari hati yang lalai?
Rasulullah ﷺ bersabda:
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdo'alah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do'a dari hati yang lalai” (HR. Tirmidzi).

Allah tidak mengabulkan do'a dari hati yang lalai. Inilah peringatan yang sangat perlu kita perhatikan. Ada do'a yang segera dikabulkan, ada yang tertunda beberapa saat, ada yang menjadi simpanan di akhirat, ada yang dengan do'a itu Allah Ta'ala hindarkan dari keburukan semisal, tetapi ada pula do'a tidak dikabulkan. Mereka berdo'a, tetapi tidak dikabulkan. Salah satu sebabnya (hanya salah satunya saja) adalah hati yang lalai saat berdo'a. (Mohammad Fauzil Adhim)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar