"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 29 April 2016

Benarkah Kisah Mereka?

Dinukilkan dari website Ustadzuna Abu Ubaidah :
Imam Syafi'i ngalap berkah. Konon dikisahkan bahwasannya Imam Syafi'i pernah berkata : "Saya ngalap berkah dengan Imam Abu Hanifah. Aku mendatangi kuburannya setiap hari. Apabila aku ada hajat aku datang ke kuburannya, sholat dua raka'at di sisi kuburan Abu Hanifah, kemudian tak lama dari itu Allah ta'ala mengabulkan do'aku."
Derajat Kisah : Kisah ini Batil, dicantumkan al-Khatib al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad 1 / 123 dari jalur Umar bin Ishaq bin Ibrahim dari Ali bin Maimun dari Syafi'i. Riwayat ini lemah bahkan batil karena Ishaq tidak dikenal dan tidak disebutkan dalam kitab-kitab perawi hadits. Imam Ibnul Qayyim berkata : "Kisah ini termasuk kedustaan yang sangat nyata.

Di dalam buku Waspada Kisah-kisah Tak Nyata tulisan Ustadz Abu Ubaidah halaman 53 - 55 :
Wisata Bilal r.a. ke kuburan Nabi ﷺ Tatkala sahabat Bilal r.a. berada di Syam, dia pernah bermimpi melihat Nabi ﷺ dalam tidurnya. Dalam mimpi itu Nabi ﷺ bersabda : Kekasaran apakah ini, wahai Bilal? Bukankah telah tiba saatnya engkau mengunjungiku?"
Singkat cerita, iapun berangkat ke Madinah menuju kuburan Nabi ﷺ sambil menangis dan menempelkan pipinya di kuburan Nabi ﷺ.
Derajat Kisah : Mungkar, karena dalam kisah ini terdapat rawi yang bernama Ibrahim bin Muhammad bin Sulaiman bin Bilal dan Sulaiman bin Bilal bin Abu Darda' sedang keduanya tidak dikenal (majhul). Berkata al-Hafidz : "Kisah ini sangat jelas palsunya."

Ternyata Hadits Lemah
Dalam Silsilah Ahaadits adh-Dha'fah No. 50, karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, halaman 43-44, yaitu hadits yang sering dijadikan pegangan ternyata lemah;
"Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap jum'at dan membacakan surat Yasin (diatasnya) maka ia akan di ampuni (dosanya) sebanyak ayat atau huruf yang dibaca." (Hadits Palsu).

Demikian penjelasan seputar ziarah kubur, sekali lagi bahwa kami tidak melarang ziarah kubur karena ia adalah syari'at Islam. Namun yang kami ingkari adalah fenomena-fenomena ziarah kubur yang telah dikotori dengan noda-noda syirik dan bid'ah. Sehingga ia menjadi jalannya setan untuk menyesatkan manusia.
---------------------------
Fenomena Ziarah Kubur, Abu Dawud bin Jainan, Buletin Al-Furqon, Tahun ke-6 Volume 10 No. 3 Terbit Shafar 1433 H, halaman 3 - 4. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar