"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 03 Mei 2015

Tuntunan Rasulullah dalam Buang Hajat

Di dalam buku "Mukhtashar-Zadul Ma'ad" karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah pada halaman 12-13, beliau  menuturkan bahwa jika hendak masuk kamar kecil, maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan ; “Allahumma innii a’uudzu bika minal khubutsi wal khobaa-itsi” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kotoran dan segala hal yang kotor). (HR. Bukhary dan Muslim).
Dan jika keluar dari kamar kecil, beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan ; “Ghufranaka” (Ampunan-Mu (yang kuharapkan)).
Terkadang beliau membersihkan kotoran dengan air dan terkadang dengan batu, dan terkadang dengan keduanya. Jika hendak buang hajat ketika dalam perjalanan, maka beliau pergi menyingkir dari para sahabat. Beliau buang hajat dan bertabir di tempat yang berlindung, terkadang bertabir dengan pelepah korma dan terkadang dengan dedaunan. Biasanya beliau shallallahu 'alaihi wasallam mencari tanah yang gembur saat kencing, dan beliau lebih banyak kencing dengan duduk (jongkok). Sampai-sampai ummul mukminin 'Aisyah berkata : "Siapa yang menyampaikan hadits kepada kalian bahwa beliau kencing dengan berdiri, maka janganlah kalian mempercayainya. Beliau tidak pernah kencing kecuali dengan berjongkok". (Ditakhrij at-Tirmidzy, an-Nasa'i dan Ibnu Majah dengan isnad shahih).
Tapi Muslim meriwayatkan di dalam shahih-nya, dari hadits Hudzaifah, bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah kencing dengan berdiri. Ada yang berpendapat, kencing dengan berdiri ini dimaksudkan sebagai pembolehan. Ada yang berpendapat, beliau melakukannya karena khawatir tali kekang hewannya lepas. Ada yang berpendapat, hal itu dilakukan karena untuk proses penyembuhan sakit. Orang Arab biasa menyembuhkan kesulitan kencing dengan cara berdiri. Begitulah kata asy-Syafi'i. Yang benar, beliau melakukannya karena untuk menghindari cipratan air kencing yang kemungkinan akan mengenai diri beliau, sekiranya beliau melakukanya dengan cara berjongkok. Maka satu-satunya cara untuk menghindarinya ialah kencing dengan berdiri.
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar dari kamar kecil, seraya membaca al-Qur'an. Beliau membersihkan kotoran, dengan air maupun batu dengan tangan kirinya. Beliau cukup membersihkannya tiga kali dan tidak pernah merasa was-was.
-----------------------------
Mukhtashar-Zadul Ma'ad, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Penerbit Pustaka Azzam Jakarta, cetakan pertama, Pebruari 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar