"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 07 Juli 2012

PERBUATAN-PERBUATAN QURAISY YANG KEJI

Islamnya Umar telah membawa kelemahan ke dalam tubuh Quraisy karena ia masuk agama ini dengan semangat yang sama seperti ketika ia menentangnya dahulu. Ia masuk Islam tidak sembunyi-sembunyi malah terang-terangan diumumkan di depan orang banyak dan untuk itu ia bersedia melawan mereka. Ia tidak mau kaum Muslimin sembunyi-sembunyi dan mengendap-endap di celah-celah pegunungan Mekah, mau melakukan ibadat jauh dari gangguan Quraisy. Bahkan ia terus melawan Quraisy, sampai nanti dia beserta Muslimin itu dapat melakukan ibadat dalam Ka’bah. Di sini pihak Quraisy menyadari, bahwa penderitaan yang dialami Muhammad s.a.w. dan sahabat-sahabatnya takkan mengobah kehendak orang menerima agama Allah, untuk kemudian berlindung kepada Umar dan Hamzah, atau ke Abisinia atau kepada siapa saja yang mampu melindungi mereka.
Quraisy lalu membuat rencana lagi mengatur langkah berikutnya. Setelah sepakat, mereka membuat ketentuan tertulis dengan persetujuan bersama mengadakan pemboikotan total terhadap Banu Hasyim dan Banu Abd’l-Muttalib; untuk tidak saling kawin-mengawinkan tidak saling berjual-beli apa pun. Piagam persetujuan ini kemudian digantungkan di dalam Ka’bah sebagai suatu pengukuhan dan registrasi bagi Ka’bah. Menurut perkiraan mereka, politik yang negatif, politik membiarkan orang kelaparan dan melakukan pemboikotan begini akan memberi hasil yang lebih efektif daripada politik kekerasan dan penyiksaan, sekalipun kekerasan dan penyiksaan itu tidak mereka hentikan. Blokade-blokade yang dilakukan Quraisy terhadap kaum Muslimin dan terhadap Banu Hasyim dan Banu Abd’l-Muttalib sudah berjalan selama dua atau tiga tahun, dengan harapan sementara itu Muhammad s.a.w. pun akan ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Dengan demikian dia dan ajarannya itu tidak lagi berbahaya.
Akan tetapi ternyata Muhammad s.a.w. sendiri malah makin teguh berpegang pada tuntunan Allah, juga keluarganya, dan mereka yang sudah beriman pun makin gigih mempertahankannya dan mempertahankan agama Allah. Menyebarkan seruan Islam sampai ke luar perbatasan Mekah itu pun tak dapat pula dialang-alangi. Maka tersiarlah dakwah itu ke tengah-tengah masyarakat Arab dan kabilah-kabilah, sehingga membuat agama yang baru ini, yang tadinya hanya terkurung di tengah-tengah lingkaran gunung-gunung Mekah, kini berkumandang gemanya ke seluruh jazirah. Orang-orang Quraisy makin tekun memikirkan bagaimana caranya memerangi orang yang sudah melanggar adat kebiasaannya dan menista dewa-dewanya itu, bagaimana caranya menghentikan tersiarnya ajarannya itu di kalangan kabilah-kabilah Arab, kabilah-kabilah yang tak dapat hidup tanpa Mekah dan juga Mekah tak dapat hidup tanpa mereka dalam perdagangan, dalam kegiatan impor dan ekspor dari dan ke Ibukota itu.
---------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 124-125.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar