"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 29 Juni 2017

Makruh Melarikan Diri Dari Kota Yang Berjangkit Waba’, Sebagaimana Pula Sebaliknya

Ibn ‘Abbas رضي الله عنهما berkata : Ketika ‘Umar bin Alkhoththob keluar menuju Syam, maka sesampainya di Sargh bertemu dengan kepala-kepala pasukan diantaranya: Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah dan kawan-kawannya, maka mereka memberitahukan bahwa di Syam sedang berjangkit penyakit waba’. Maka ‘Umar menyuruh ‘Abdullah bin ‘Abbas رضي الله عنهما : Panggilkan kemari sahabat Muhajirin yang pertama, dan ketika telah hadir semua di depan ‘Umar, ‘Umar memberitahu kepada mereka bahwa waba’ sedang berjangkit di Syam, maka bagaiamanakah pendapatmu. Sebagaian berkata : Engkau telah keluar untuk sesuatu, maka lebih baik jangan mundur kembali; sebagian lagi berkata : Kau sedang membawa sisa-sisa sahabat Nabi, maka lebih baik jangan menghadapkan mereka kepada bahaya ini. Karena pendapat yang berselisih, maka ‘Umar berkata : Pergilah kamu, dan segera menyuruh panggil sahabat-sahabat Anshor dan ketika mereka ini dimintai pendapat, tidak berbeda dengan pendapat kaum Muhajirin itu, karena berselisih, maka ‘Umar berkata : Bangunlah kamu dari sini. Kemudian menyuruh panggilkan kaum Muhajirin Fatah Makkah dan pemuka-pemuka bangsa Quraisy, maka mereka ini tidak sampai ada yang berselisih, semua berpendapat: Lebih baik kau bawa kembali orang-orang dan jangan kau hadapkan kepada waba’ itu. Maka ‘Umar segera memberitahu (memerintahkan) : Bahwa saya besok akan berangkat kembali, maka siaplah kamu untuk pulang kembali. Tiba-tiba Abu ‘Ubaidah menegur ‘Umar : Apakah akan lari dari takdir Allah? ‘Umar berkata : Andaikan selain kau hai Abu ‘Ubaidah yang berkata demikian, sebab ‘Umar tidak suka berselisih faham dengan Abu ‘Ubaidah, .Jawab ‘Umar : Ya lari dari takdir Allah kepada takdir Allah. Bagaimanakah pendapatmu kalau kau membawa ternakmu ke lembah yang mempunyai dua bidang ladang yang subur dan kering, tidakkah kalau kaubawa ke tempat yang subur berarti takdir Allah, dan jika kau bawa ke bagian yang kering juga dengan takdir Allah. Kemudian datang Abdurrahman bin ‘Auf yang sejak tadi tidak hadir karena suatu hajat, maka berkata : Saya ada mempunyai pengetahuan, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : Jika kamu mendengar waba’ berjangkit di suatu tempat jangan kamu masuk ke dalamnya, dan bila kamu berada di dalamnya, jangan keluar untuk melarikan diri daripadanya. Maka Umar mengucap : Ahamdulillah dan segera kembali. (HR. Buchary dan Muslim).

Usamah رضي الله عنهما berkata : Bersabda Nabi : Jika kamu mendengar waba’ (tha’un) sedang berjangkit di suatu tempat, maka jangan kamu masuk ke tempat itu, dan jika berjangkit dalam negeri yang kamu sedang berada di dalamnya, maka jangan kamu keluar daripadanya. (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 586-588.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar