"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Senin, 01 September 2014

Wisata Alam ke Goa Kreo

Kawasan Wisata Goa Kreo Semarang ini merupakan areal hutan seluas ± 5 hektar yang terletak di daerah perbukitan (Gunung Krincing ) dan berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang dan terletak pada titik koordinat 7°2'12" Lintang Selatan dan 110°20'51" Bujur Timur. Jarak lokasi sekitar ± 13 km dari bundaran Tugu Muda ke arah selatan.. Monyet yang ada di Goa Kreo ini adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), monyet yang ada di sini termasuk monyet yang cukup jinak, dan bisa bergaul dengan warga di sekitar Goa Kreo. Obyek wisata Goa Kreo setiap hari mulai jam 06.00 WIB - 18.00 WIB.
Di kawasan Goa Kreo Semarang ini sekarang telah dibangun Waduk Jatibarang, yang Pembangunannya dimulai pada Oktober 2009 lalu dengan waktu pelaksanaan selama 1.520 Hari dengan Sumber Dana dari Japan International Corporation Agency (JICA IP-534), berdasarkan data pada papan di lokasi pembangunan Waduk. Waduk Jatibarang ini berfungsi sebagai pengendali banjir di Kota Semarang, menjaga ketersediaan air minum, dan sebagai pembangkit tenaga listrik. Waduk Jatibarang ini akan memiliki luas 46,56 hektar.
Untuk mencapai mulut Goa, pengunjung harus melewati anak tangga yang cukup banyak dan curam. Tak perlu khawatir karena sekarang sudah dibangun jembatan penghubung areal parkir dengan lokasi goa. Di sebelah Utara Goa Kreo terdapat air terjun yang berasal dari berbagai sumber mata air yang jernih dan tidak kering meski musim kemarau panjang. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bercanda dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati aliran sungai yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini yang sebentar lagi akan berubah menjadi waduk.

Goa Kreo Semarang merupakan sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak . Ketika itu menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata “Kreo” berasal dari kata “Mangreho” yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu. (baca Seputar Semarang).
Ada dua hal yang menjadi daya tarik kawasan wisata ini. Pertama, goa yang menjadi sarang puluhan kera liar namun jinak. Kedua, di kawasan ini juga terdapat air terjun kecil yang jernih. Pengunjung bisa bermain-main dan menikmati udara sejuk secara bebas. Sebuah pemandangan yang sulit di temui di kota besar. (baca Visit Semarang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar