Seorang kawan bercerita bahwa dulu ia sering berdo'a kepada Allah memohon diberi anugrah sekaya Abdurrahman bin Auf agar lebih banyak berderma dan berguna bagi lingkungan sebab kekayaannya. Tetapi beberapa waktu lalu ia tersadar setelah membaca sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi dalam kitab Ad-Dala’il, dari Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, “Bahwasanya Abdurrahman bin Auf dihidangkan makanan, dan saat itu ia sedang berpuasa, maka ia berkata, “Mush’ab bin Umair telah gugur dan ia lebih baik daripadaku, ia hanya mendapat kafan sehelai burdah, jika ditutupkan ke kepalanya maka kelihatan kakinya, dan jika ditutupkan kedua kakinya terbuka kepalanya.” Lalu aku melihatnya berkata, “Dan Hamzah juga telah gugur dan ia lebih baik daripadaku. Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya,” atau ia mengatakan, “Telah diberikan kepada kami dunia sebanyak-banyaknya”, Sungguh kami khawatir sekiranya pahala kebaikan kami telah didahulukan kepada kami. “Lalu ia menangis dan meninggalkan makanannya!”.
Sahabat Abdurrahman bin Auf sangatlah mengkhawatirkan kekayaannya adalah balasan kebaikan yang cepat untuknya, dan khawatir kelak di akhirat tak mendapatkan apa-apa. Sungguh kasihan jiwa-jiwa yang haus kekayaan dan hanya kilau dunia yang diharapkan. Tersebab harta dia taat dan tersebab pujian dia semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar