Bagi orang yang pernah membaca sejarah hidup Rasulullah ﷺ pasti akan tahu bahwa dakwah beliau penuh dengan tauhid. Sepanjang periode risalah beliau di Mekkah, yaitu selama 13 tahun, beliau senantiasa menyeru kepada tauhid. Beliau tidak pernah merasa lelah dan bosan, bersabar terhadap segala penderitaan di dalam jalan menyebarkan dakwah tersebut. Selama itu belum ada kewajiban hukum-hukum syari'at dan rukun-rukun Islam kecuali sholat yang diwajibkan pada tahun ke sepuluh dari kerasulan beliau. Beliau pun menyeru kepada akhlak yang mulia, seperti silaturrahmi, jujur dan memelihara kehormatan. Akan tetapi yang menjadi sentral dakwah dan ajang perselisihan dan permusuhan adalah dakwah tauhid.
Demikian juga pasca hijrah di Madinah, beliau utus delegasi seperti Mu'adz bin Jabal radhiyallahu anhu, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu yang diutus ke negeri Yaman untuk mendakwahkan tauhid (baca Wujubul Akhdzi Bihaditsil Ahad No. 15). Beliau juga menulis surat kepada para raja. Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata "Bahwasannya Rasulullah ﷺ telah menulis surat kepada raja Kisra, raja Qaisar dan raja Najasyi, (juga) kepada seluruh penguasa-penguasa. Beliau menyeru kepada tauhid". (HR. Muslim : 1774)
Hingga detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah ﷺ, 'ummul mukminin 'Aisyah radhiyallahu anhuma berkata : "Ketika Rasulullah ﷺ sakit (menjelang wafatnya), beliau tutupkan selimut di atas mukanya. Jika terasa menyesakkan nafas, beliau buka selimut itu kemudian beliau berkata : "Laknat Allah ta'ala ditimpakan kepada Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid." (HR. Bukhari : 425 dan Muslim 531).
Wahai Aktifis Islam !
Setelah kita mengetahui perjuangan para Rasul, tentunya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dakwah tauhid adalah dakwah wahyu, bukan hasil ijtihad dan merupakan satu-satunya jalan menuju kejayaan ummat. Oleh karena itu jangan pernah kita berpikir ada yang lebih maslahat daripada dakwah tauhid.
Yakinlah, sesungguhnya dakwah tauhid pasti bisa menyelesaikan semua itu berupa kerusakan moral, banyaknya tindak kriminal dan bencana alam yang sering melanda negara kita akhir-akhir ini serta semua permasalahan kronis lainnya.
Kepada seluruh yang mengampu medan dakwah, dari para aktifis Islam, muballigh dan para khotib jum'at agar tidak bosan-bosannya mengajarkan tauhid kepada masyarakat.
--------------------------
Tulisan Abu Zaid, Buletin Al-Furqon, edisi tahun ke-6 Vol. 9 No. 3, Muharram 1433 H, halaman 3 - 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar