"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 01 Desember 2016

Inna Nashrallahi Qariib

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 214, Allah ta'ala menasehati orang beriman dalam firman-Nya :

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّـهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ اللَّـهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana apa yang (diderita) orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa kesengsaraan, kemelaratan dan mereka digoncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (214).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Qatadah رضي الله عنهما dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut diatas (QS. 2 : 214) bersangkutan dengan peristiwa peran al-Ahzab. Ketika itu Nabi ﷺ mendapat berbagai kesulitan yang sangat hebat dan kepungan musuh yang sangat ketat. Ayat ini menunjukkan bahwa perjuangan itu meminta pengurbanan (HR. Abdur-Razzaq).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 214. "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana apa yang (diderita) orang-orang terdahulu sebelum kamu? ...". Yaitu Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah dan orang-orang yang berjuang mengikuti jejak beliau di dalam menegakkan kebenaran dan pelajaran Tuhan di dalam dunia ini, sejak dari zaman Adam عليه السلام, sampai Nuh عليه السلام, Ibrahim عليه السلام, Luth عليه السلام, Musa عليه السلام, Isa عليه السلام dan lain-lain. "...? Mereka ditimpa kesengsaraan, kemelaratan dan mereka digoncangkan (dengan berbagai cobaan), ...". Kesusahan karena kekurangan harta benda dan kemelaratan, kecelakaan karena penyakit atau luka-luka, kegoncangan karena dikejar-kejar, dihinakan dan dibunuh. Nabi-nabi kaum bani israil konon sampai 70 orang yang mati dibunuh oleh kaum mereka sendiri. Nabi Ibrahim عليه السلام dibakar, Nabi Zakaria عليه السلام kepalanya digergaji. Maka kamu wahai ummat Muhammad ﷺ yang mengaku beriman kepadanya, jangan menyangka akan enak-enak bagai "Itik pulang petang", melenggang-lenggok masuk surga tanpa menderita menegakkan kebenaran. "..., sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" ...". Kalaulah Rasul bertanya bila pertolongan Allah akan datang, dan orang-orang yang beriman bersamanya telah sama mengeluh demikian, niscaya telah memuncak rintangan itu. Sebab di waktu rintangan tidak ada, semua orang mudah saja menyebut bahwa pertolongan Allah akan datang. Tetapi bila kesusahan, kecelakaan dan kegoncangan itu benar-benar telah datang, seakan-akan tertutup segala pintu dan tiadalah nampak harapan. "... Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". Mengapa Tuhan memberikan kepastian seperti itu? Apabila tekanan musuh sudah sangat memuncak sehingga kita yang berjuang menegakkan kebenaran itu seperti lemah tampaknya, tetapi dia kuat di dalam batin. Maka tumbuhlah ikhlas kepada Tuhan. Hingga datang pertolongan Tuhan entah dari mana datangnya dan bagaimana caranya.
Terkadang sebagai seorang Muslim, kita menjadi takut membaca ayat-ayat seperti ini; baru berapa jasa kita kepada Islam yang sudah kita "terima jadi" sebagai pusaka dari Nabi kita ﷺ? Padahal walau seluruh umur kita berikan untuk beliau ﷺ belumlah seimbang dengan cahaya iman dalam dada kita yang kita terima dari beliau ﷺ. Salam 'alaika ya Rasulullah
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 70.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 1987, halaman 171 - 176.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 60.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar