TIME TUNNEL. Abu Dzar al-Ghifary seorang zahid yang tak pernah kita habis meminta ilmu darinya. Berikut ini adalah beberapa kisah dan nasihat yang tercecer dari pertemuan-pertemuan dengannya.
Abu Dzar al-Ghifary mengisahkan ketika Rasulullah saat berada di Mekah setelah diangkat menjadi Rasul terbukalah loteng rumahnya lalu datang Jibril membelah dada dan dibersihkan isi dadanya dengan zam zam dan ditautkan kembali. Setelah selesai mengerjakan itu diajaklah Rasulullah ke langit. Tatkala mereka sampai dilangit pertama dan memintanya membuka pintu langit, kemudian setiba di langit berikutnya tempat nabi Adam a.s. dan kelompok ruh (ruh anak cucunya) di kanan-kirinya; ahli syurga dan ahli neraka. Dan akhirnya sampailah ke syurga penuh kubah-kubah mutiara dan tanah dari masturi. (Shahih Muslim, Hadits No. 111, halaman 135 - 141).
Rasulullah menceritakan bahwa beliau ditunjukkan perbuatan baik umatnya (yaitu menyingkirkan sesuatu yang menganggu dari tengah jalan) dan perbuatan buruk umatnya (meriak atau melidah dalam masjid tidak dibersihkan olehnya). (Shahih Muslim, Hadits No. 337, halaman 305 - 306).
Abu Dzar al-Ghifary suatu ketika mendapat penjelasan dari Rasulullah tentang berjalannya matahari; bahwa matahari itu berjalan hingga sampai pemberhentiannya di bawah Arsy lalu bersujud hingga diperintahkan Allah untuk kembali naik dari tempat datangnya, begitu seterusnya hingga Allah memerintahkan naik dari tempat tenggelamnya. Dan bila itu terjadi seseorang yang bertaubat saat itu tidak berguna. (Shahih Muslim, Hadits No. 107, halaman 121-122).
Suatu saat Abu Dzar al-Ghifary pernah bertanya kepada Rasulullah tentang masjid yang pertama kali didirikan dan dimuka bumi, dan oleh Rasulullah dikatakan bahwa Masjidil Haram adalah yang pertama didirikan, lalu berjarak 40 tahun kemudian masjidil 'Aqsha. Dan jika waktu sholat tiba, sholatlah (Shahih Muslim, Hadits No. 315, halaman 390)
Abu Dzar al-Ghifary menceritakan pula bahwa Rasulullah berkisah tentang orang yang terakhir keluar dari neraka dan terakhir masuk syurga adalah seorang lelaki yang pada hari kiamat membenarkan dosa-dosa kecil yang diperlihatkan Allah kepadanya dan dia diselimuti kekhawatiran akan diperlihatkan dosa-dosa besarnya. (Shahih Muslim, Hadits No. 122, halaman 165 - 166).
Abu Dzar al-Ghifary sungguh sahabat yang dicintai Rasulullah, tiapkali senantiasa mendapat bimbingan dan nasihat dari beliau s.a.w. ;
- Ketika terjadi percek-cokan antara Abu Dzar al-Ghifary dan sahayanya, Rasulullah menegurnya untuk melepas sifat jahiliyah; bersikap santun pada sahaya, memberi makan seperti yang dimakannya, memberi pakaian seperti yang dipakainya, tidak memaksa kerja melebihi tenaganya, dan jika dipaksa bekerja melebihi tenaga, maka harus dibantunya (Shahih Muslim, Hadits No. 1013, halaman 293 - 294).
- Harus ada sutrah (sesuatu yang diletakkan di depan orang yang sholat seperti anak panah, tongkat dan lain-lain; ini jika tidak sholat di masjid), karena perempuan, keledai dan anjing hitam (kiasan untuk setan) itu memutuskan sholat seorang Muslim. (Bulughul Maram, Hadits No. 223, halaman 87).
- Katakanlah yang benar walaupun pahit. (Bulughul Maram, Hadits No. 851, halaman 327).
- Pekerjaan atau amalan paling utama itu beriman kepada Allah dan berjihad di jalan Allah, Membebaskan sahaya yang paling utama itu yang dikasihi tuannya dan termahal harganya. Jika tidak bisa melakukan amalan utama dan membebaskan sahaya yang paling utama, bimbinglah seseorang yang tak berkeahlian hingga mampu atau jangan berbuat bencana terhadap orang lain. (Shahih Muslim, Hadits No. 53, halaman 78).
------------------
Inspirasi :
Tarjamah Bulughul Maram, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984.
Terjemahan Hadits Shohih Muslim Jilid 1,2 dan 3, H.A. Razak dan H. Rais Latief, Penerbit Pustaka Al-Husna Jakarta.
Terjemahan Hadits Shohih Muslim Jilid 1,2 dan 3, H.A. Razak dan H. Rais Latief, Penerbit Pustaka Al-Husna Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar