"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Rabu, 26 November 2014

Orban dan Karyanya

Kutipan kalimat dari buku "Muhammad Al-Fatih 1453"-nya Felix Y. Siauw, halaman 95; "..., di suatu hari pada musim panas 1452, seorang ahli senjata berkebangsaan Hungaria datang menghadap Sultan Mehmed II (putra MUrad II, terlahir pada 29 Maret 1432, tapi menurut sumber berbahasa Arab lain, beliau terlahir 26 Rajab 833 H atau bertepatan dengan 20 April 1430 M) untuk menawarkan keahliannya membuat meriam. Sebelumnya Orban sang pembuat senjata telah mencoba menawarkan rancangan senjatanya kepada kaisar Constantine Palaiologos, namun keadaan Byzantium yang sedang menghadapi resesi ekonomi parah tidak memungkinkan untuk berinvestasi dalam persenjataan militer, apalagi mereka merasa aman berada dalam lingkungan temboknya (selama 1.123 tahun menahan 23 serangan, hanya sekali tembok bagian lautnya pernah tembus oleh pasukan salib tahun 1204). Untuk mencegah teknologi Orban dikuasai kaum Muslim, kaisar Byzantium mencoba menahannya dalam kota dan berjanji mencukupi "biaya bulanan" sebagai kompensasi. Namun kenyataan berkehendak lain, kompensasi yang dijanjikan tidak kunjung didapatkan. Sebagai seniman senjata, tidak ada yang lebih membahagiakannya selain menjadikan impian dan rancangan senjatanya menjadi kenyataan."
Sejarah mencatat bahwa kedua kaki Orban berdiri dihadapan Sultan Mehmed II untuk mencoba peruntungannya.
Kita perhatikan kutipan kalimat berikutnya dari buku "Muhammad Al-Fatih 1453"-nya Felix Y. Siauw, halaman 95-96; "Setelah mendengar maksud kedatangannya, Sultan Mehmed II segera bertanya kepadanya; "Mampukah engkau membuat meriam yang dapat melontarkan batu besi besar (seraya menggunakan kedua lengannya untuk menggambarkan besar batu yang dibayangkannya) untuk memorak-porandakan tembok?!". Sungguh jawaban yang didengar Sultan dari sang ahli senjata menyenangkan hati beliau, "Kalau engkau menginginkannya, aku dapat membuat meriam dari tembaga dengan kemampuan melontarkan bola besi sebagaimana yang engkau maksud. Aku telah meneliti tembok kota dengan sangat rinci. Dengan meriam yang aku buat, aku tidak hanya dapat meluluh-lantahkan tembok kota (Konstantinopel), bahkan tembok Babilon pun akan hancur karenanya!".
Sultan Mehmed II pun segera memerintahkan bawahannya untuk memperlakukan Orban dengan baik dan membayar keahliannya empat kali lipat dari permintaan Orban. Sultan Mehmed II juga memobilisasi tentaranya untuk mengumpulkan bahan-bahan baku yang diperlukan Orban seperti tembaga, timah, saltpeter, belerang dan arang.
Pembuktian keahlian Orban diawali di Rumeli Hisari (Bogazkesen ("Pemotong Tenggorokan") sebuah benteng raksasa penjaga selat Bosphorus yang selesai tepat pada 31 Agustus 1452 yang pengerjaannya selama 4 bulan diatas lahan 31.250 m2 dengan 3 menara utama dan 14 menara penjaga, tinggi masing-masing menara antara 22 - 28 meter dengan ketebalan dinding antara 5 - 7 meter), 5 meriam awal diselesaikannya dengan panjang 4,2 meter. Meriam-meriam ini pula yang menghancurkan kapal Antonio Rizzo pada Nopember 1452.
Pembuktian keahlian Orban berikutnya adalah pembuatan Meriam Raksasa sepanjang 8,2 meter dengan diameter 0,7 meter dengan ketebalan bibir meriam 0,2 meter logam padat, pelurunya terbuat dari batu berbentuk bola dengan berat 700 kg. Teknologi ini diuji coba pada Januari 1453 yang menghasilkan dentuman yang menggelegar dari jarak 16 km, peluru terlempar sejauh 1,6 km dan membuat lubang 2 meter di tanah.
Orban pun melanjutkan pembuktian keahliannya di Edirne, walaupun tak satupun meriam setelahnya lebih besar dari "Meriam Monster Raksasa". tetapi ukurannya lebih besar dari meriam standar, dengan variasi ukuran rata-raya 4,2 meter.
Sebuah rahasia keimanan yang sempurna, Sultan Mehmed II benar-benar meniru Rasulullah Muhammad s.a.w. yang selalu mengusahakan sebab yang pantas untuk mencapai akibat yang pantas dengan menyandarkan keyakinannya pada bisyarah Rasul-Nya. Selama pembuatan meriam raksasa sepanjang 8,2 meter dan diameter 0,7 meter para wazir dan ulama berdzikir dengan kalimat "La haula wa la quwwata illa billah!". Saat lautan bara cair mendidih kepala proyek berkata : "Lemparkan koin emas dan perak kedalam campuran logam ini sebagai sedekah dan do'a, dengan keimanan yang benar". Selama pengerjaan para pekerja terus menyebut nama "Allah ! Allah!"
Sultan Mehmed II pun tetap menanamkan keimanan hanya kepada Allah sebagai sumber kemenangan dan kemuliaan dengan mengukir moncong meriam dengan kalimat ; "Tolonglah Ya Allah Sang Sultan Muhammad Khan bin Murad"
----------------------------
Dirangkum dari buku : Muhammad Al-Fatih 1453; Felix Y. Siauw; Penerbit : Al-Fatih Press, Jakarta Utara; Cetakan ke-7, Juni 2014, halaman 95 - 102.

2 komentar:

  1. Saya mau tanya khusu tentang orbah yang membuat meriam.... Orbah seniman senjata yg berasal dari hungaria... Apakah orban pada masa itu juga termasu org yg beragama islam. ?

    BalasHapus